Banyuwangi, Imparsial News — Kamis (01/05/2025). Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabililah (LS) Banyuwangi kembali menggelar kegiatan spiritual dan bela diri bertajuk Ijazah Kubro Kanuragan. Acara yang berlangsung di Padepokan Jagad Samudra, Siliragung, Kecamatan Pesanggaran ini diikuti lebih dari 250 peserta dari berbagai wilayah Banyuwangi dan sekitarnya.
Kegiatan ini merupakan gelaran kedua setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di Padepokan Lembah Tua Pasopati, Parijatah Wetan, dengan jumlah peserta mencapai 230 orang.
Acara ini dihadiri tokoh-tokoh penting Dewan Pendekar dan sesepuh Laskar Sabililah, antara lain:
1. Ki Ageng Lembah Tua Pasopati Drs. Abdilah Rafsanjani, mantan Komandan Pasukan Berani Mati Blambangan,
2. KH. Tubagus Abdul Halim Al-Khawas beserta tim dari Dewan Khos Pendekar Pagar Nusa,
3. Ki Ageng Bumi Sroyo, atau yang dikenal sebagai Abah Haji Joni, selaku Ketua PWI LS Banyuwangi.
Dalam sambutannya, Haji Joni menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tradisi spiritual, tapi bentuk kesiapan mental dan fisik menghadapi potensi ancaman terhadap ulama dan stabilitas negara.
“Ijazah Kanuragan ini adalah warisan perjuangan, bukan untuk gagah-gagahan. Tapi untuk membekali keberanian dan keyakinan agar siap jika negara memanggil,” tegasnya.
Haji Joni menyinggung maraknya tindakan persekusi terhadap ulama di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Menurutnya, sejarah kelam Bumi Blambangan, yang menyimpan jejak pembantaian ribuan prajurit dan ulama oleh VOC serta kroni-kroninya, menjadi pelajaran penting agar umat tidak lagi lengah.
“Kami tidak ingin sejarah kelam terulang. Maka pembekalan ini adalah bentuk ikhtiar, menjaga marwah ulama, dan membangun kesiapsiagaan masyarakat—khususnya para santri dan laskar Sabililah,” tambahnya.
Sebagai organisasi yang berbadan hukum dan bernaung langsung di bawah DPP PWI LS Banten, PWI LS Banyuwangi menegaskan komitmennya untuk bersinergi dengan aparat keamanan.
“Menjaga stabilitas Banyuwangi bukan hanya tugas TNI-Polri, tapi juga warga negara. Ini adalah bagian dari perjuangan Walisongo dalam membela Tanah Air,” pungkasnya.
Kegiatan ini ditutup dengan atraksi spiritual dan fisik dari para peserta, menampilkan ragam ilmu kanuragan yang dikemas dalam nuansa religius dan nasionalis. Spirit bela negara pun kembali bergema dari Blambangan—tanah para pejuang.
(YMK/RCNN)
Editor : Adytia Damar