Sunday, June 29, 2025

Dirut Jatim Park Dipanggil! Polres Batu Telisik Dugaan Perampasan Hak Tanah di Beji

 


Malang, Imparsial News – Sabtu (28/06/2025). Aroma skandal agraria kembali mencuat di Kota Batu. Polres Batu kini menyelidiki dugaan peralihan hak atas tanah secara sepihak seluas 11.580 meter persegi di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, yang diduga kuat dilakukan tanpa sepengetahuan ahli waris dan tanpa proses jual beli yang sah.

Salah satu pihak yang dipanggil untuk memberikan klarifikasi adalah Ir. Suryo Widodo, Direktur Utama Jatim Park Group, yang namanya tercantum dalam SP2HP/200.a/V/2035/Satreskrim Polres Batu sebagai pihak pembeli tanah.

Dalam proses penyelidikan, sejumlah pihak telah dimintai klarifikasi, di antaranya:

  • Nuryanto (pelapor dan ahli waris),
  • Deny Cahyo (Kades Beji),
  • Ngasiyan dan Supriyono (saksi pelapor),
  • Anik Sumarti (pihak yang kini tercatat sebagai pemilik SHM),
  • dan Ir. Suryo Widodo (pembeli yang saat ini menguasai tanah).

Kanit Pidkor Satreskrim Polres Batu, Ipda Sugeng Widodo, SH, menyatakan bahwa klarifikasi telah dilakukan terhadap semua pihak, kecuali notaris yang disebut ikut memproses penerbitan sertifikat.

“Kami sudah melihat SHM yang ditunjukkan oleh Pak Suryo. Kami juga telah meminta keterangan dari pihak BPN Kota Batu, yang mengonfirmasi bahwa dalam warkah BPN tercatat adanya proses peralihan hak,” terang Sugeng.

Namun di sisi lain, muncul kejanggalan mencolok. Berdasarkan surat keterangan dari Kecamatan Batu, diketahui bahwa tidak ada transaksi jual beli atau peralihan hak atas tanah tersebut antara tahun 1980–1985, saat pemilik sahnya, almarhum Sunari, masih hidup.

Yang lebih mengejutkan, proses blokir atas tanah tersebut pernah dihentikan pasca wafatnya Sunari, dan secara misterius, sertifikat hak milik (SHM) tiba-tiba beralih atas nama Anik Sumarti, tanpa keterlibatan ahli waris dan tanpa akta jual beli.

Jacob Koen Njio, SH, kuasa hukum pelapor, menyebut bahwa semua indikasi mengarah pada praktek mafia tanah. Ia mendesak polisi untuk membongkar keterlibatan oknum pemerintah desa dan BPN yang diduga terlibat dalam proses balik nama tanpa dasar hukum.

“Ini bukan sengketa biasa. Ini kejahatan agraria sistematis yang merampas hak keluarga klien kami,” tegas Jacob.

Wahyu Widayat, SH, anggota tim kuasa hukum lainnya, juga menambahkan bahwa proses penerbitan sertifikat yang cacat prosedur ini bisa terjadi hanya jika ada kolusi di tingkat birokrasi.

Kasus ini mendapat sorotan luas dari publik. Aliansi Masyarakat Anti-Mafia Tanah mendesak agar aparat penegak hukum tidak hanya menyelesaikan kasus ini di meja klarifikasi, tetapi melakukan audit forensik pertanahan terhadap seluruh proses penerbitan sertifikat tanah di Kota Batu dalam lima tahun terakhir.

Transparansi dan keadilan kini menjadi tuntutan utama masyarakat. Apakah aparat penegak hukum mampu menembus dinding praktik mafia tanah yang telah lama membayangi kawasan wisata Kota Batu? Publik menunggu hasil penyidikan dan pembuktian di meja hijau.

(Bejo)


Editor: Adytia Damar

Kopi, Kolaborasi, dan Keberanian | Semangat Baru UMKM Rembang Lahir di Turus Gede

 


Rembang, Imparsial News — Sabtu (28/06/2025). Siapa bilang “pesugihan” selalu soal hal mistis dan supranatural? Di Warung Kopi Santen Anak Lanang, Desa Turus Gede, Rembang, istilah itu dibalik total maknanya. Lewat acara bertajuk “Ayo Bareng Golek Pesugihan Neng Rembang”, warung kopi yang mulai naik daun ini menjadi titik temu antara wirausahawan, akademisi, tokoh publik, dan mahasiswa — semua berkumpul bukan untuk mencari kekayaan gaib, tapi kemakmuran lewat jalur halal: usaha, kolaborasi, dan semangat belajar.

Digagas oleh Sarjani, pemilik warung kopi, bersama H. Bahtiar Winarno dan pengusaha pasar Bambang Sumantri, acara ini menghadirkan wajah baru perbincangan ekonomi rakyat. Bertempat di Jl. Raya Rembang–Blora, forum ini menyuguhkan obrolan ringan tapi berisi, dengan iringan musik dari Cikung & Friends yang menjaga suasana tetap cair dan hangat.

Sejumlah tokoh hadir:

  • H. Arifin, Ketua KADIN Rembang
  • Aris Munandar, Ketua Forum UMKM Rembang
  • Saiku, akademisi dari Universitas YPPI
  • Nandana Fatkhullah Zarkasi, Anggota DPRD Rembang
  • Mahasiswa dari UT, YPPI, dan Undip Rembang

Aris Munandar memaparkan kiprah Forum UMKM Rembang (FUR), wadah bagi 137 UMKM yang aktif berbagi ilmu, akses promosi, legalitas, hingga peluang expo. “Yang kami jaga adalah semangat belajar bersama,” tegasnya.
H. Arifin, Ketua KADIN, berbicara soal tantangan klasik UMKM: permodalan, pemasaran, dan mentalitas. “KADIN buka pintu. Tapi pengusaha lokal juga harus berani tampil dan berpikir besar. Jangan cuma jadi penonton di tanah sendiri,” katanya lantang.

Sesi tanya jawab menyala saat Hikam, mahasiswa UT, menanyakan bagaimana memulai usaha di era digital. Jawaban Aris Munandar lugas: “Mulai dari hobimu, lalu konsisten dan mau belajar. Itu saja.”

Bambang Sumantri, yang membesarkan usaha tempe dari nol, menekankan pentingnya keberanian memulai. “Pasar rakyat itu ruang peluang, bukan sekadar tempat jualan,” ujarnya.

Sementara itu, akademisi Saiku memberi pesan yang membakar semangat:

“Dalam dunia usaha, hanya ada dua pilihan: maju atau lenyap. Tidak ada tempat bagi yang diam.”

Menutup acara, Nandana Fatkhullah Zarkasi, politisi muda dari Hanura, memberi wejangan kepada generasi muda,

“Jangan malu berteman dengan lingkungan yang memotivasi. Menuju Indonesia Emas, kalian lah motornya.”

Dan tentu saja, penutup dari Mas Arifin menyentuh inti acara ini:

“Seriuslah dalam usaha. Kalau niatnya baik, hasilnya akan ikut baik.”

Bukan sekadar ngopi, acara ini menjelma sebagai platform nyata pencarian gagasan, keberanian, dan kerja kolaboratif. Dari warung sederhana di Rembang, semangat pesugihan modern mulai menyala — bukan lewat jampi-jampi, tapi lewat kopi panas, koneksi hangat, dan tekad kuat.

(Zainuri)


Editor: Adytia Damar

Bukan Sekadar Syukuran, Sedekah Bumi Ngemplak Jadi Simbol Perlawanan terhadap Lupa Budaya

 


Tuban, Imparsial News — Minggu (29/06/2025). Di tengah arus modernisasi yang kian deras, masyarakat Dukuh Ngemplak, Desa Ngujuran, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, tetap teguh memegang warisan budaya leluhur melalui tradisi Sedekah Bumi. Acara sakral tahunan ini bukan hanya simbol rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil bumi, tetapi juga menjadi momentum memperkuat solidaritas sosial dan kearifan lokal.

Tradisi Sedekah Bumi tahun ini digelar pada Minggu (29/6) dengan serangkaian kegiatan khas desa, mulai dari ritual bersih desa, pembagian hasil bumi dan makanan, hingga pertunjukan seni tradisional seperti sindiran dan tayuban. Suasana guyub dan meriah menyelimuti wilayah Ngemplak sejak pagi hari, menunjukkan betapa kuatnya akar budaya yang masih tertanam dalam kehidupan masyarakat.

Mbah Midi, sesepuh desa yang juga penjaga tradisi, menyebutkan bahwa Sedekah Bumi sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang. “Dulu hiburannya bisa sampai malam, tapi sejak pandemi, semua difokuskan siang hari. Namun makna spiritualnya tidak berubah: kita bersyukur, menghormati bumi, dan menjaga warisan leluhur,” ungkapnya.
Sementara itu, Kadus Ngemplak, Listianto, menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan budaya sebagai identitas desa. “Tradisi ini adalah pengingat bahwa hasil panen dan alam yang kita nikmati tidak lepas dari karunia Tuhan. Ini bukan sekadar acara adat, tapi ritual penuh makna dan doa bersama,” ujarnya.

Tak hanya bermuatan spiritual, Sedekah Bumi juga mengandung pesan kuat tentang pelestarian lingkungan dan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Di saat banyak desa mulai melupakan akar budayanya, Ngemplak justru mempertahankannya sebagai ruang edukasi dan refleksi kolektif.

Dengan gotong royong, spiritualitas, dan pelestarian budaya sebagai ruhnya, Sedekah Bumi di Desa Ngemplak Ngujuran membuktikan bahwa kearifan lokal masih sangat relevan—bahkan krusial—di tengah dinamika zaman. Ini bukan sekadar warisan, tapi pijakan masa depan.

(AS'AD)


Editor: Adytia Damar

Dari Warung ke Panggung | Gembul Fest Hadirkan Ekosistem Baru untuk Thrift dan Kuliner Lokal

 


Rembang, Imparsial News — Sabtu (28/06/2025). Energi baru dunia kreatif dan UMKM lokal meledak di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, dengan dibukanya secara resmi Gembul Fest Thrift & Food, Sabtu (28/6). Diselenggarakan oleh PT. Gembul di kawasan Resto Gembul, acara ini menjadi ruang temu bagi pelaku usaha kecil menengah, seniman lokal, pegiat thrift fashion, hingga pecinta kuliner.

Lebih dari sekadar bazar, Gembul Fest menjadi panggung kolaboratif yang mempertemukan 12 pelaku UMKM, terdiri dari 10 tenant thrift market, satu tenant kuliner, dan satu penjual barang antik, dilengkapi dengan live music, fashion show, hingga pelatihan musik terbuka bagi masyarakat. Festival ini digelar selama delapan hari, dari 28 Juni hingga 5 Juli 2025.

Dalam sambutannya, H. Purwadi, Direktur PT. Gembul, menegaskan bahwa Resto Gembul telah berkembang dari tempat nongkrong pengusaha perikanan menjadi ruang pemberdayaan UMKM dan komunitas kreatif lokal.

“Gembul Resto kami desain bukan hanya untuk makan, tapi juga sebagai wadah kolaborasi. Gembul Fest adalah contoh nyata bahwa sektor informal dan komunitas bisa disatukan dalam ekosistem yang produktif,” tegasnya.

Festival ini diprakarsai oleh Sofa Putra, Manager Resto Gembul, yang optimistis bahwa acara ini dapat menjadi simbol kebangkitan UMKM Rembang, sekaligus mengangkat potensi lokal ke panggung yang lebih luas.

“Kami ingin membuktikan bahwa Rembang tidak kekurangan talenta. Dari thrift fashion hingga musik dan modeling, semua bisa berkembang jika diberi ruang dan kepercayaan,” ujar Sofa.

Diraja Modelling School, Warasta Musik, serta MC Anto Naru turut memberi warna dalam kegiatan ini. Selain itu, dukungan dari media partner lokal ikut memperluas jangkauan dan daya tarik acara ke kalangan muda dan keluarga.

Acara ini terbuka untuk umum dan didesain sebagai tempat rekreasi sekaligus edukasi, tidak hanya menjadi ajang belanja, tetapi juga wahana belajar, bersosialisasi, dan menumbuhkan jejaring bisnis baru.

Gembul Fest membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kolaborasi, ekonomi lokal bisa hidup dan berkembang dari bawah ke atas—tanpa harus menunggu bantuan formal. Inilah wajah baru Rembang: mandiri, dinamis, dan kreatif.

(Zainuri)


Editor: Adytia Damar

Tahun Baru Islam Dibalut Tradisi | RT 21 Jemundo Meriahkan 1 Muharram dengan Nuansa Lokal

 


Jemundo, Imparsial News – Sabtu (28/06/2025). Semangat kebersamaan dan religiusitas mewarnai peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H yang digelar Karang Taruna RT 21 RW 04, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Acara bertema “Atyata: Melestarikan Jajanan Tradisional sebagai Warisan Budaya” ini sukses menyatukan nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya lokal dalam satu kemasan yang menyentuh hati.

Berlangsung di Balai Warga pada Sabtu sore, kegiatan dibuka dengan istighosah dan doa bersama, dipimpin oleh tokoh agama setempat. Ratusan warga dari berbagai kalangan hadir dengan khidmat, menandai momentum spiritual di awal tahun Hijriah.

Kegiatan dilanjutkan dengan santunan untuk anak-anak yatim di lingkungan RT 21, sebagai wujud kepedulian sosial dan rasa syukur komunitas. Bingkisan dan bantuan diserahkan secara simbolis oleh panitia bersama tokoh masyarakat, menambah nuansa haru dan kebersamaan.

Puncak acara diisi oleh tausiyah Ustadz Yunus, tokoh agama Desa Jemundo, yang menekankan pentingnya menjadikan hijrah sebagai spirit perubahan menuju kebaikan. Ia juga mengajak pemuda untuk memperkuat ukhuwah, menjaga akhlak, dan tidak melupakan nilai-nilai budaya Islam.

Yang tak kalah menarik, acara ini menghadirkan “Gunungan Sayur”, simbol syukur atas hasil bumi. Setelah didoakan, gunungan dibagikan kepada warga, disambut antusias dan meriah. Di sisi lain, jajanan tradisional khas Jawa yang dikelola ibu-ibu PKK dan pemuda setempat turut menggoda lidah pengunjung—membawa aroma nostalgia dan kekuatan kuliner lokal.

Ketua RT 21, Teddy Apriansyah, S.Pd.I, dalam sambutannya mengapresiasi sinergi Karang Taruna dan warga. “Ini bukan sekadar perayaan, tetapi momentum pendidikan moral dan pelestarian budaya yang harus terus hidup,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya semangat hijrah: dari keburukan menuju kebaikan, dari diam menuju aksi sosial.

Kegiatan ditutup menjelang maghrib dengan suasana hangat, penuh rasa syukur dan kebersamaan. Masyarakat berharap peringatan ini dapat menjadi agenda tahunan, sekaligus sarana memperkuat identitas keagamaan dan budaya lokal di tengah modernisasi yang kian cepat.

(Shokip)


Editor: Adytia Damar

Saturday, June 28, 2025

Korban Luka Fisik dan Psikis, Dewi Didampingi Radar CNN Grup Laporkan Dugaan Penganiayaan ke Polsek Rungkut.

 

Surabaya, 28 Juni 2025. Imparsial News – Insiden dugaan penganiayaan menimpa seorang perempuan bernama Dewi di kawasan Pandugo Gang 3 No. 1A, Surabaya, pada pukul 08.30 WIB. Peristiwa tersebut menyebabkan korban mengalami luka di bagian pipi dan kepala serta memicu trauma psikologis yang cukup mendalam.

Menurut keterangan dari pihak keluarga, Dewi sebelumnya kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari terduga pelaku berinisial (Sdr), yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan korban. Pelaku diduga sering mengolok-olok, merendahkan, dan bahkan mengancam akan melakukan kekerasan terhadap Dewi.

Puncaknya, insiden penganiayaan tersebut terjadi tanpa alasan yang jelas dan disertai tuduhan-tuduhan tanpa bukti yang merugikan nama baik korban. Dugaan serangan fisik ini memicu dampak psikologis serius bagi Dewi.

Pada pukul 13.30 WIB di hari yang sama, Dewi mendatangi kantor redaksi Media Radar CNN Grup yang beralamat di Jalan Medayu Gang VIII A, Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Pihak keluarga, yang juga merupakan bagian dari jaringan Media Radar CNN, bergerak cepat dengan mendampingi korban untuk melaporkan peristiwa ini ke Polsek Rungkut, Surabaya, guna membuat laporan resmi dan menindaklanjuti dugaan penganiayaan tersebut.

Tim Media Radar CNN menyatakan siap memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada korban guna memastikan keadilan ditegakkan dan Dewi memperoleh perlindungan yang layak.

Hingga kini, kasus ini masih dalam proses penanganan. Pihak keluarga berharap laporan ke kepolisian dapat segera ditindaklanjuti secara objektif dan transparan demi keadilan bagi korban.


Redaksi: Jayak

Editor: Amanda

Friday, June 27, 2025

Khofifah Lepas Jalan Sehat 20 Ribu Peserta! Masjid Al Akbar Gemuruh Sambut Tahun Baru Islam

 


Surabaya, Imparsial News – Peringatan bulan Muharram 1447 Hijriah diwarnai dengan kemeriahan luar biasa di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Sabtu pagi (28/6/2025), ribuan masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Timur memadati kawasan masjid untuk mengikuti kegiatan Jalan Sehat Muharram, yang digelar sebagai bagian dari syiar Islam dan ajang mempererat ukhuwah antarwarga.

Acara ini dibuka secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir di tengah semangat peserta sejak pagi hari. Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengajak masyarakat menjadikan momentum bulan Muharram sebagai tonggak hijrah spiritual dan sosial menuju kehidupan yang lebih baik.

“Bulan Muharram bukan hanya awal tahun dalam kalender Hijriah, tetapi juga awal niat baru dalam kehidupan kita. Jalan sehat ini menjadi sarana menyatukan semangat kebersamaan dan mempererat nilai-nilai keislaman dalam nuansa yang menggembirakan,” tutur Khofifah.


Diperkirakan lebih dari 10.000 hingga 20.000 peserta ikut serta dalam kegiatan ini. Jalan sehat dimulai dari halaman Masjid Al Akbar dan menyusuri rute yang telah disiapkan panitia dengan pengamanan ketat dari aparat dan relawan.

Kemeriahan tidak hanya terasa dari semangat peserta, tetapi juga dari banjir doorprize spektakuler yang membuat suasana semakin meriah. Panitia menyediakan hadiah yang luar biasa, antara lain:

  • 12 Paket Umrah Gratis
  • 10 Unit Sepeda Motor
  • 50 Sepeda Gunung
  • Puluhan Kulkas
  • Puluhan Kipas Angin
  • Ratusan Hadiah Hiburan Menarik

Seluruh hadiah ini diberikan kepada peserta jalan sehat yang beruntung melalui sistem undian, yang dilangsungkan setelah seluruh peserta menyelesaikan rute. Teriakan kegembiraan dan wajah penuh harap mewarnai prosesi pengundian doorprize yang berlangsung di halaman utama masjid.

Acara ini tak hanya menjadi hiburan, tapi juga menjadi sarana menyebarkan semangat hijrah dan kebersamaan dalam rangka Tahun Baru Islam. Kehadiran masyarakat dari berbagai usia, komunitas, dan latar belakang menunjukkan kuatnya antusiasme terhadap kegiatan yang bersifat religius sekaligus rekreatif ini.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Masjid Nasional Al Akbar kembali membuktikan diri sebagai pusat kegiatan umat Islam yang bukan hanya megah secara fisik, tetapi juga kaya dengan aktivitas positif yang menyatukan masyarakat.

(Red)


Editor: Adytia Damar