Sunday, July 27, 2025

Sinergi Forum Malang Jurnalis Ma-Ju dan Pemkot Malang, Malang Djadoel 2 Dapat Apresiasi Tinggi.

 

MALANG, Imparsial News – Forum Malang Jurnalis Ma-Ju disambut dengan suasana penuh keakraban oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, S.T., M.M., dalam kunjungan resmi ke kantor dinas tersebut. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mempererat kolaborasi dalam mendukung kegiatan kebudayaan di Kota Malang.

Dalam kesempatan tersebut, Forum Malang Jurnalis bersama panitia Pekan Pasar Kangen Malang Djadoel 2 menyerahkan cinderamata kepada Suwarjana sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan serta pelestarian budaya lokal.

“Kegiatan seperti ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Harapan kami, agenda ini dapat terus berlanjut dengan pelaksanaan yang lebih baik di waktu mendatang,” ujar Suwarjana.

Ia menambahkan, acara bernuansa tempo dulu ini memiliki potensi besar untuk menginspirasi para siswa agar lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal.

“Jika nantinya digelar Malang Djadoel 3, kami berharap manfaatnya bisa lebih besar dan memberikan pengalaman budaya yang mengandung nilai-nilai edukatif,” tegasnya.

Kunjungan Lanjutan ke Disporapar: Komitmen Bersama Wujudkan Malang Djadoel 3

Dua hari setelah kunjungan ke Disdikbud, tepatnya Kamis, 24 Juli 2025, Forum Malang Jurnalis dan panitia Malang Djadoel 2 melanjutkan lawatannya ke Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) Kota Malang. Rombongan diterima langsung oleh Kepala Disporapar, Baihaqi, S.Pd., S.E., M.Si., CGCAE, di ruang kerjanya.

Dalam pertemuan tersebut, Baihaqi menyatakan dukungan penuh Pemerintah Kota Malang terhadap inisiatif budaya yang diinisiasi oleh Forum Malang Jurnalis Ma-Ju.

“Kegiatan Pasar Kangen Malang Djadoel 2 harus dipertahankan, dan ke depan akan kami lanjutkan dengan Malang Djadoel 3. Disporapar bersama dinas terkait siap bersinergi,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa event kebudayaan bernuansa tempo dulu tersebut mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Malang karena telah berkontribusi terhadap sektor pariwisata serta mendorong kebangkitan ekonomi pelaku UMKM.

“Event kebudayaan kemarin sangat diapresiasi oleh Bapak Wali Kota Malang, termasuk kami dari Disporapar, karena menjadi penguat sektor kepariwisataan serta mendukung pelaku UMKM. Apalagi waktunya bersamaan dengan pelaksanaan event resmi Porprov IX Jatim,” tambah Baihaqi.

Lebih lanjut, Baihaqi menegaskan rencana pertemuan lanjutan antara Pemkot Malang dan Forum Malang Jurnalis Ma-Ju guna mempersiapkan pelaksanaan Malang Djadoel 3.

“Nantinya akan ada diskusi lanjutan antara Pemkot Malang dan Forum Malang Jurnalis Ma-Ju untuk merancang kegiatan berikutnya,” tandasnya.

Komitmen Jurnalis Lokal Dukung Pelestarian Budaya

Perwakilan Forum Malang Jurnalis Ma-Ju menyampaikan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan kebudayaan di masa mendatang.

Apresiasi terhadap dedikasi Forum Malang Jurnalis Ma-Ju dan panitia Malang Djadoel 2 pun disampaikan oleh Suwarjana dan Baihaqi dalam dua kesempatan terpisah.

“Dedikasi teman-teman dari Forum Malang Jurnalis Ma-Ju dan panitia event Malang Djadoel 2 sangat berarti bagi Kota Malang. Semoga kolaborasi seperti ini terus terjalin,” ujar keduanya secara senada.

Kunjungan ini turut mempertegas peran strategis media dalam menjembatani informasi dan mengangkat potensi budaya lokal kepada masyarakat luas.

Redaksi: Samsudin

Editor: Amanda 

Bukan Main-Main! Mojokerto Kini Punya Benteng Hidup Sejarah | PWI LS Resmi Berdiri, Ribuan Jamaah Jadi Saksi!

 


Mojokerto, Imparsial News – Minggu (27/07/2025). Bumi Mojokerto bergemuruh, menjadi saksi bisu lahirnya sebuah kekuatan baru yang siap menggebrak! Pada Minggu, 27 Juli 2025, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PWI LS (Perjuangan Wali Songo Laskar Sabilillah) Kabupaten Mojokerto secara resmi dilantik dalam sebuah acara monumental di Kecamatan Puri, Mojokerto. Pelantikan ini dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Timur, Kyai Haji Rizal dari Malang, menandai babak baru perjuangan menjaga sejarah bangsa dan mengawal kyai pribumi dari rongrongan oknum tak bertanggung jawab yang meresahkan.

Acara akbar ini tak hanya melantik DPC, tetapi juga berbarengan dengan pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Mojokerto dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PWI LS Mojokerto yang dinakhodai oleh Gus Antok. Kehadiran ribuan jamaah dari seluruh penjuru Mojokerto, termasuk tokoh-tokoh besar seperti Sayyid Zulfikar Basyaiban, KH Rizal, dan seluruh kyai sesepuh se-kecamatan Mojokerto, serta perwakilan kepolisian Koramil dan Camat, menegaskan betapa strategis dan besarnya dukungan terhadap gerakan PWI LS ini.

Meskipun pelantikan ini baru bisa terlaksana setelah berbagai kesibukan para pengurus, desakan kuat dari anggota di seluruh kecamatan se-Kabupaten Mojokerto menjadi pendorong utama. "Atas Rahmat Allah SWT," ini bukan sekadar organisasi biasa. PWI LS Mojokerto secara gamblang mendeklarasikan diri sebagai benteng penjaga sejarah bangsa! Kegiatan ini melambangkan bersatunya para kyai pribumi Nusantara di Mojokerto dalam melawan pembelokan sejarah yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Sebuah ancaman serius terhadap narasi sejarah yang autentik dan keutuhan bangsa.


Suasana acara semakin syahdu dengan lantunan sholawat oleh Sayyid Zulfikar yang diiringi grup sholawat "QULHU NUSANTARA," membuat ribuan jamaah larut dalam khidmat. Orasi kebangsaan yang menggelora oleh KH Rizal dari Malang semakin memotivasi anggota agar senantiasa menjaga marwah kyai pribumi, menjaga sejarah Walisongo, serta menjaga keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. "NKRI harga mati!" tegas Gus Antok, membakar semangat nasionalisme.
Gus Nurwakhit, Ketua DPD Mojokerto, dan M. Sodikin, Ketua Panitia Penyelenggara, menyampaikan terima kasih atas kehadiran KH Rizal yang telah mengesahkan dan mengukuhkan jajaran pengurus DPC PWI LS Mojokerto dan PAC PWI LS Mojokerto. "Terima kasih banyak, ini adalah langkah besar bagi kami," ujar M. Sodikin.

Dengan dilantiknya PWI LS di Kabupaten Mojokerto, diharapkan kabupaten ini akan steril dari ajaran sesat dan doktrin menyesatkan, serta upaya pembelokan sejarah. Tujuannya sangat jelas: untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan kedamaian, serta menciptakan kerukunan antar umat beragama demi kejayaan dan kemerdekaan NKRI. PWI LS Mojokerto kini siap menjadi garda terdepan, memberikan warna baru dalam dinamika sosial dan keagamaan di Mojokerto.

(Red/AR.DEMIT)


Editor: Adytia Damar

Rekor Edan Bupati Cup! Koko Hartanto Jadi 'Mesin Gol' dengan 6 Torehan, Rembang 1 Pesta Porah 9-1, Siap Guncang PSIR!

 


Rembang, Imparsial News – Stadion Krida Rembang menjadi saksi bisu sebuah pembantaian epik dalam final Turnamen Bupati Cup 2025! Pada Minggu, 27 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Jadi ke-284 Kabupaten Rembang, Tim Kecamatan Rembang 1 secara brutal menghancurkan Tim Kecamatan Kaliori dengan skor telak 9-1! Ini bukan sekadar kemenangan, tapi sebuah deklarasi dominasi absolut yang mengguncang publik pecinta sepak bola di Rembang.

Gelombang gol Rembang 1 dimulai dari tembakan keras Prasetyo, gelandang asal Desa Turusgede, yang merobek jala Kaliori dari luar kotak penalti. Gol pembuka itu sontak menjadi pemicu tsunami gol yang tak terbendung. Namun, bintang utama yang mencuri seluruh perhatian adalah Koko Hartanto, striker sekaligus pemain PSIR Rembang, yang secara sensasional mencetak 6 gol dalam satu pertandingan final! Sebuah rekor fantastis yang akan dikenang sepanjang masa di Bupati Cup.

Dua gol tambahan dari Bagus dan Teot melengkapi pesta gol mengerikan Rembang 1. Sementara itu, Kaliori yang sempat digadang-gadang mampu memberikan perlawanan, hanya bisa memperkecil skor dengan satu gol hiburan dari Ajik di babak kedua. Meski kalah telak, atmosfer di Stadion Krida tetap meriah dengan dukungan penuh suporter yang tak henti-hentinya bersorak.

Perjalanan kedua tim menuju final memang impresif. Rembang 1 sebelumnya menyingkirkan Kecamatan Sedan, sementara Kaliori secara mengejutkan mengalahkan Rembang 2 di semifinal. Namun, di partai puncak, perbedaan kelas tampak begitu jelas.

Manajer Rembang 1, Jarwanto, tak bisa menutupi kebanggaannya. "Turnamen ini waktunya sangat mepet, persiapan kami juga hanya beberapa hari. Tapi anak-anak tampil luar biasa. Target kami memang juara, tapi kemenangan besar seperti ini sungguh di luar dugaan," ungkapnya usai pertandingan, menunjukkan betapa dahsyatnya performa timnya.

Atas penampilan konsistennya yang memukau, Prasetyo diganjar sebagai Pemain Terbaik Turnamen, sementara Koko Hartanto sah dinobatkan sebagai Top Skor berkat enam golnya di partai final yang mencengangkan.

Bupati Rembang, Harno, yang hadir langsung dan menyerahkan trofi, tak hanya sekadar seremonial. Dalam sambutannya, Harno menyampaikan harapan tegas agar turnamen ini tak hanya berhenti sebagai hiburan tahunan. Ia melihat potensi besar sebagai ajang regenerasi pemain untuk masa depan sepak bola Rembang. "Turnamen seperti ini sangat potensial. Sekarang tinggal bagaimana tim pemandu bakat bisa menindaklanjuti dengan serius. Banyak pemain berbakat yang bisa disiapkan untuk memperkuat PSIR Rembang," tegas Harno, memberikan mandat langsung kepada seluruh stakeholder sepak bola Rembang.

Bupati Cup 2025 bukan hanya tentang kemenangan Rembang 1, tetapi juga simbol kebangkitan semangat olahraga di Rembang. Dengan atmosfer kompetitif dan antusiasme penonton yang tinggi, turnamen ini sukses membangkitkan gairah persepakbolaan lokal menuju arah yang lebih cerah, mungkin saja melahirkan bintang-bintang baru yang akan mengharumkan nama Rembang di kancah nasional!

(Red/Zainuri)


Editor: Adytia Damar 

Viral Video Parkir di Pabean Cantian, PJS Tantang Wali Kota Audit Sistem Perparkiran Surabaya.

  

Surabaya, 27 Juli 2025. Imparsial News — Dalam tiga hari terakhir, Paguyuban Juru Parkir Surabaya (PJS) menyoroti tidak adanya respons dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, terkait video viral yang memojokkan profesi juru parkir. Video tersebut memicu narasi negatif yang kembali menyudutkan para tukang parkir resmi di Kota Surabaya.

Menurut pernyataan resmi PJS, biasanya Wali Kota Eri Cahyadi cepat tanggap terhadap isu viral, khususnya yang menyudutkan profesi juru parkir. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya bahkan menyebut petugas parkir sebagai “parkir liar” atau bagian dari “premanisme” dalam upaya menertibkan kota. Operasi gabungan juga kerap digelar untuk melakukan validasi dan sinkronisasi data juru parkir.

Namun, PJS menilai tindakan dan narasi pemerintah kerap tidak sesuai dengan fakta lapangan.

Contoh kasus terbaru terjadi di Jalan Songoyudan, Kelurahan Pabean Cantian, pada 23 Juli 2025. Seorang petugas parkir pembantu yang merupakan perempuan lanjut usia diminta menjelaskan setelah video dirinya dimarahi oleh pengendara viral di media sosial. Perempuan tersebut diketahui meminta tarif parkir sebesar Rp10.000 kepada pengendara mobil yang memarkirkan kendaraan sejak pagi hingga sore. Namun, pengendara tersebut hanya memberikan Rp5.000 dan merekam kejadian untuk dilaporkan ke wali kota.

Sayangnya, pihak Pemkot Surabaya dan Dinas Perhubungan (Dishub) langsung menyatakan bahwa kejadian tersebut merupakan praktik “parkir liar”. Padahal, menurut PJS, petugas parkir di lokasi tersebut memiliki surat izin resmi dari Dishub Surabaya dan menyetorkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp210.000 per hari, melalui petugas Dishub (Katar) bernama Fendi dan Indra.

“Ini bukan sekadar tentang tarif parkir, tetapi bagaimana sistem dan fakta lapangan sering kali diabaikan demi pencitraan semata,” tegas Khoirun, Koordinator Wilayah Timur PJS.

Khoirun juga menyesalkan sikap pemerintah kota yang dinilai tidak memberikan perlindungan hukum maupun kejelasan administratif bagi para petugas parkir. Ia menyebut adanya pola sistematis dari Dishub yang menciptakan stigma negatif terhadap juru parkir.

Salah satu indikasinya, menurut PJS, adalah dihentikannya perpanjangan masa berlaku Kartu Tanda Anggota (KTA) juru parkir oleh Dishub. Meskipun anggota sudah mengajukan perpanjangan berulang kali, Dishub tetap menarik setoran harian tanpa memperpanjang keanggotaan mereka.

“Dulu, masa berlaku KTA diperpanjang otomatis satu bulan sebelum kedaluwarsa. Kini tidak. Ini bentuk ketidakadilan. Pemerintah seharusnya menciptakan lapangan kerja, bukan justru menyisihkan warga dengan alasan yang tidak jelas,” tambahnya.

PJS juga menyoroti bahwa tindakan pemerintah cenderung populis dan pragmatis, hanya menyasar isu viral tanpa menyentuh substansi permasalahan tata kelola perparkiran.

Sebagai bentuk tanggapan resmi, PJS menantang Wali Kota Surabaya untuk melakukan audit menyeluruh terhadap sistem perparkiran Kota Surabaya dalam periode satu tahun terakhir (2024–2025) dan mempublikasikan hasilnya secara terbuka kepada media.

“Kami menantang Bapak Eri Cahyadi untuk membuktikan keberpihakan terhadap keadilan dan transparansi. Audit ini penting agar masyarakat mengetahui kondisi sebenarnya, bukan sekadar berdasar pada video viral atau opini sesaat,” tutup Khoirun.

Redaksi: Rubi
Editor: Amanda 

Diduga Manipulasi PTSL oleh Perangkat Desa Moronyamplung, Warga Kehilangan Hak Atas Tanah.

 

Lamongan, 27 Juli 2025.  Imparsial News — Cahyono, warga Dusun Moro, Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, dengan tegas menuntut hak atas rumah beserta pekarangan milik keluarganya yang hingga kini belum terselesaikan secara hukum.

Dikonfirmasi oleh awak media, kuasa hukum Cahyono menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang berlangsung pada 30 November 2020. Program yang seharusnya memudahkan masyarakat dalam pengurusan sertifikat tanah ini diduga disalahgunakan oleh oknum perangkat Desa Moronyamplung.

Pada saat pendaftaran, Cahyono mengajukan permohonan sertifikasi atas nama Joko—ayahnya. Namun, ironisnya, setelah proses administrasi rampung, nama yang tercantum dalam sertifikat justru masih atas nama pemilik lama.

“Ini adalah bentuk ketidakadilan yang kami alami. PTSL yang seharusnya menjadi solusi, malah menjadi pintu bagi ketidakbenaran dalam pengurusan tanah klien kami,” ungkap kuasa hukum Cahyono.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Pemerintah Desa Moronyamplung belum memberikan konfirmasi maupun pernyataan resmi terkait dugaan tersebut.

Masyarakat dan aparat penegak hukum diimbau untuk turut mengawal kasus ini, guna mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan hak-hak warga, khususnya masyarakat kecil dan tidak mampu.

Redaksi: Makruf
Editor: Amanda


Hari Jadi ke-284 Rembang: Semangat Kolaborasi, Refleksi Capaian, dan Pelestarian Budaya.

 

Rembang, Imparsial News – Tanggal 27 Juli 2025 menjadi momentum penting bagi masyarakat Kabupaten Rembang. Bertempat di halaman Pendopo Museum RA Kartini, Upacara Peringatan Hari Jadi ke-284 Kabupaten Rembang digelar secara khidmat, mengusung semangat kebersamaan, pelestarian nilai budaya, dan apresiasi atas capaian pembangunan daerah.

Upacara yang diselenggarakan pada Minggu pagi tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan daerah dan tokoh masyarakat. Hadir langsung Bupati Rembang H. Harno, S.E., Wakil Bupati Rembang HM. Hanies Cholil Barro', S.H.I. (Gus Hanies), jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kabupaten Rembang, tujuh camat, tujuh kepala kelurahan, perwakilan instansi vertikal, BUMN/BUMD, serta delapan anggota DPRD Kabupaten Rembang.

Prosesi upacara dipimpin oleh Komandan Upacara AKP Rohmat, S.H., M.H., yang saat ini menjabat sebagai Kasat Samapta Polres Rembang. Jalannya upacara berlangsung tertib dan penuh kharisma, dengan seluruh peserta mengenakan pakaian adat Jawa—sebuah simbol penghormatan terhadap budaya lokal serta kearifan tradisional masyarakat Rembang.

Wakil Bupati Rembang, Gus Hanies, bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan Hari Jadi sebagai momentum refleksi sekaligus energi baru dalam memperkuat komitmen membangun daerah secara berkelanjutan.

“Hari Jadi Rembang bukan hanya sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga mengokohkan tekad untuk masa depan. Kunci keberhasilan pembangunan adalah semangat kolaborasi. Tanpa kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Rembang tidak akan bisa melompat lebih jauh,” ujar Gus Hanies.

Ia juga menyampaikan sejumlah capaian makro pembangunan Kabupaten Rembang yang menunjukkan arah pertumbuhan ekonomi dan sosial yang positif sepanjang tahun 2024 hingga pertengahan 2025, antara lain:

  • Pertumbuhan Ekonomi: Kabupaten Rembang mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,08% pada tahun 2024. Meskipun sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya (5,20%), angka ini tetap menunjukkan ketahanan ekonomi daerah di tengah dinamika nasional dan global.

  • Tingkat Kemiskinan: Mengalami penurunan signifikan menjadi 14,02%, mencerminkan efektivitas program pengentasan kemiskinan dan peningkatan akses terhadap layanan sosial dasar.

  • Tingkat Pengangguran Terbuka: Berada di angka 2,84%, mencerminkan terserapnya angkatan kerja lokal berkat penguatan sektor-sektor strategis.

  • Indeks Pembangunan Manusia (IPM): Naik menjadi 72,53, menunjukkan kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat.

  • Inflasi (year-on-year per Juni 2025): Terjaga pada level 2,67%, menandakan stabilitas harga dan efektivitas pengendalian inflasi di tingkat daerah.

“Capaian ini adalah hasil kerja bersama. Pemerintah daerah tidak akan pernah bisa berdiri sendiri tanpa dukungan dan partisipasi aktif seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Menutup rangkaian upacara, tampil Clarissa Kusumaning—penyanyi cilik berbakat asal Rembang—yang membawakan lagu-lagu patriotik “Elok Indonesiaku” dan “Dear Dreams.” Penampilannya yang energik dan percaya diri berhasil memeriahkan suasana, sekaligus menjadi simbol harapan akan generasi muda Rembang yang kreatif, optimis, dan penuh potensi.

Upacara Peringatan Hari Jadi ke-284 Kabupaten Rembang tahun ini tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, tetapi juga momentum pemersatu yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat. Dalam suasana yang sarat budaya, semangat nasionalisme dan gotong royong terus digaungkan untuk menyongsong masa depan Rembang yang lebih maju, berdaya saing, dan sejahtera.

Rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Rembang akan berlanjut sepanjang pekan, meliputi pawai budaya, gelar UMKM, serta pertunjukan seni daerah. 

Redaksi: Aji/Zainuri
Editor: Amanda

Saturday, July 26, 2025

Mimpi Buruk di Batu | Konsumen Aswindra Hill Teriak Ditipu, PT Paramarta Diduga Gelapkan Dana Ratusan Juta Per Unit!

 


Kota Batu, Imparsial News – Harapan memiliki hunian impian di kawasan perumahan mewah Aswindra Hill, Kota Batu, berubah menjadi mimpi buruk mengerikan bagi puluhan konsumen. Meskipun telah melunasi pembayaran rumah sejak 2021, hingga kini pembangunan tak kunjung direalisasikan oleh pihak pengembang, PT Paramarta. Ini bukan sekadar penundaan biasa, melainkan dugaan penipuan berskala besar yang melibatkan miliaran rupiah!

Salah satu korban yang geram, ALN, warga Sidoarjo, melalui kuasa hukumnya, Burhanuddin, membeberkan kronologi pahit ini. Pembelian rumah di kawasan Batu itu awalnya senilai Rp 1,5 miliar. Namun, PT Paramarta dengan licik memberikan iming-iming diskon 50 persen jika pembayaran dilakukan secara cash. Harga pun disepakati 'turun' menjadi Rp 779 juta. Sebuah jebakan manis yang kini berujung pahit.

"Sayangnya, hingga tenggat waktu pembangunan selesai pada Februari 2023, tak ada tanda-tanda progres pembangunan yang dijanjikan," ungkap Burhanuddin, Sabtu (26/7/2025). Janji-janji manis berubah menjadi fatamorgana, meninggalkan puluhan konsumen dalam penantian tanpa akhir dan kerugian finansial yang tak sedikit.
Jalur Hukum Ditempuh, Polda Jatim Bertindak! Merasa ditipu mentah-mentah, para korban tak tinggal diam. "Kami sudah tempuh jalur hukum," tegas Burhanuddin. Laporan telah diajukan ke Polda Jatim dan kini kasusnya telah dilimpahkan ke Polresta Malang Kota. Perkembangan terakhir menunjukkan kasus ini sudah sampai di Kejaksaan. Ini adalah sinyal bahwa pihak berwenang serius mengusut tuntas dugaan penipuan properti ini.

Skandal Aswindra Hill ini patut menjadi peringatan keras bagi masyarakat yang tergiur iming-iming diskon fantastis dalam pembelian properti. PT Paramarta kini berada di bawah sorotan tajam hukum dan publik. Akankah puluhan konsumen mendapatkan kembali hak mereka, ataukah mimpi buruk ini akan terus menghantui? Proses hukum yang sedang berjalan akan menjadi penentu nasib para korban dan nasib PT Paramarta. Kejaksaan dituntut untuk segera menindaklanjuti kasus ini dengan tegas, demi tegaknya keadilan dan memberikan efek jera bagi pengembang nakal.

(Red/Sutrisno)


Editor: Adytia Damar