Tuesday, July 29, 2025

Diduga Ada Pemalsuan Tanda Tangan, Tanah Warga Lamongan Beralih ke Nama WNA.

  

Lamongan, 29 Juli 2025. Imparsial News — Kasus dugaan perampasan hak atas tanah dan rumah kini menimpa salah satu warga Dusun Moro, Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan. Korban, atas nama Cahyono, mengaku kehilangan hak kepemilikan atas tanah dan rumah miliknya yang diduga telah berpindah tangan tanpa sepengetahuannya.

Pihak yang diduga mengambil alih hak kepemilikan tersebut adalah seorang Warga Negara Asing (WNA) bernama Feng Yuqiang. Peralihan sertifikat tanah tersebut terjadi secara misterius ketika Cahyono tengah menjalani masa tahanan di lembaga pemasyarakatan.

Tanah yang awalnya dibeli sebagai bentuk investasi oleh Cahyono, diduga telah dialihkan secara ilegal. Dugaan kuat muncul terkait adanya pemalsuan tanda tangan dalam proses administrasi perubahan sertifikat tersebut.

“Kami menemukan bahwa tanda tangan saya dan para saksi dipalsukan. Ini merupakan bentuk perampasan yang sangat merugikan kami sekeluarga,” ujar Cahyono, seraya berharap aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan.

Kuasa hukum keluarga Cahyono menyampaikan bahwa perkara ini tidak hanya menyangkut sengketa tanah biasa, tetapi juga menyentuh aspek perlindungan hukum terhadap Warga Negara Indonesia atas aset yang dimilikinya.

“Kami mendesak aparat penegak hukum bertindak adil dan transparan dalam menangani perkara ini, serta menjamin hak-hak WNI agar tidak dirampas secara tidak sah,” tegasnya.

Hingga saat ini, pihak keluarga masih terus mengumpulkan bukti untuk memperkuat laporan kepada pihak berwenang. Mereka berharap kasus ini dapat menjadi perhatian serius aparat hukum, khususnya dalam konteks perlindungan hukum terhadap warga negara di tanah air sendiri.

Redaksi: Makruf
Editor: Amanda

Kirab Budaya dan Arak-Arakan Tumpeng Meriahkan Sedekah Bumi Klating.

 

Lamongan, Imparsial News – Kegiatan sedekah bumi di Dusun Klating, Desa Takeran Klating, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, kembali digelar dengan semarak, Selasa (29/7/2025). Dengan mengusung tema “Merawat Tradisi, Meneguhkan Identitas”, acara ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi merupakan bagian dari kearifan lokal yang terus hidup dan tumbuh di tengah masyarakat.

Sedekah bumi menjadi simbol rasa syukur warga atas limpahan hasil bumi dan kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang dijaga turun-temurun dan telah menjadi agenda budaya tahunan warga Dusun Klating.

Rangkaian acara dimulai dengan kegiatan bersih dusun, pembagian makanan serta hasil bumi, dan pelaksanaan ritual keagamaan. Warga juga menggelar kirab budaya dengan arak-arakan tumpeng yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Kemeriahan semakin terasa dengan digelarnya pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Wisnu Jati Pamungkas. Pentas siang menampilkan lakon Wahyu Cakraningrat, yang dilanjutkan pada malam hari dengan lakon Semar Mbangun Budoyo.

Kepala Dusun Klating, Sunari, menyampaikan bahwa tradisi ini telah diwariskan sejak masa leluhur dan tetap dipertahankan hingga kini.

“Tradisi sedekah bumi ini sudah turun-temurun. Biasanya warga melakukan bersih-bersih di lingkungan masing-masing dan syukuran sebagai bentuk penghormatan kepada bumi,” ujar Sunari kepada awak media Radar CNN.

Senada dengan itu, Kepala Desa Takeran Klating, Yasmu’in, S.Pd., berharap agar tradisi ini tetap dijaga keberlangsungannya.

“Alhamdulillah, tradisi sedekah bumi di Dusun Klating masih terus dilestarikan. Kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur kepada alam dan Sang Pencipta. Kami berharap acara ini berjalan lancar dan membawa berkah serta panen melimpah bagi warga masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, MBA., M.Ek., didampingi Camat Tikung, Sujirman Shaleh, S.E., M.M., serta unsur Forkopimcam lainnya, termasuk Danramil, Kapolsek, dan jajaran perangkat Desa Takeran Klating, RT/RW, serta warga masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Bupati Lamongan menyampaikan apresiasinya atas tetap lestarinya tradisi sedekah bumi di Dusun Klating.

“Saya mengucapkan terima kasih karena sedekah bumi ini masih terus dilestarikan. Semoga kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun. Apalagi kegiatan ini juga dibarengi dengan haul Dusun Klating. Semoga menjadi berkah bagi seluruh warga masyarakat,” ucapnya.

Bupati menutup sambutannya dengan harapan agar Desa Takeran Klating menjadi wilayah yang toto tentrem kertaraharjogemah ripah loh jinawilir ing sambikolo.

Sedekah bumi ini bukan hanya acara adat semata, tetapi juga memiliki makna sakral sebagai bentuk penghormatan kepada Ibu Pertiwi. Tradisi ini menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas sosial antarwarga serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam sebagai sumber kehidupan.

Dengan semangat gotong royong dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, sedekah bumi di Dusun Klating menjadi contoh nyata bagaimana budaya lokal dapat menjadi kekuatan dalam merawat harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.

Redaksi: Adji Handoyo
Editor: Amanda

Monday, July 28, 2025

Polemik Sound Horeg di Jatim: Malang Minta Warga Mengungsi, Blitar Siapkan Festival.

 

Jawa Timur, Imparsial News – Fenomena sound horeg terus menjadi sorotan publik di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur.

Sebelumnya, Kepala Desa Donowarih, Kabupaten Malang, mengeluarkan imbauan agar warganya mengungsi saat berlangsungnya sebuah festival yang menggunakan 11 perangkat sound system berdaya tinggi, pada Kamis (24/7/2025).

Berbeda dengan respons tersebut, Pemerintah Kabupaten Blitar justru menyuarakan wacana penyelenggaraan lomba sound horeg. Wacana tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Blitar, Rijanto, dalam pernyataannya di Pendopo Hadi Negoro, Senin (21/7/2025).

“Justru Pak Wakil Bupati bersama saya pernah memiliki wacana untuk mengadakan festival. Kita lombakan sound horeg ini, tetapi di tempat yang lapang,” ujar Rijanto.

Lebih lanjut, Rijanto menegaskan bahwa aspek-aspek pertunjukan dalam kegiatan tersebut, termasuk penampilan tari, akan tetap dinilai berdasarkan etika.

“Tampilan tariannya akan kami nilai. Kalau tidak memenuhi syarat etika, ya tidak mungkin diperbolehkan,” tambahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Rijanto sebagai respons atas fatwa haram terkait sound horeg yang sebelumnya dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

Rijanto menilai, aktivitas sound horeg juga membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, khususnya dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Yang kita lihat juga sisi positifnya. Sound horeg yang sementara ini digemari masyarakat tampaknya juga menggiatkan pertumbuhan ekonomi, terutama UMKM,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan pemasukan desa melalui sektor parkir dan penyewaan tempat bagi pedagang.

“Kekompakan warga di RT masing-masing juga meningkat. Penitipan sepeda, misalnya, turut menghasilkan dana yang cukup besar untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya.

Rijanto menambahkan, industri sound system di Kabupaten Blitar telah berkembang cukup pesat dan menyerap banyak tenaga kerja lokal.

Redaksi: Samsudin
Editor: Amanda


Sunday, July 27, 2025

Sinergi Forum Malang Jurnalis Ma-Ju dan Pemkot Malang, Malang Djadoel 2 Dapat Apresiasi Tinggi.

 

MALANG, Imparsial News – Forum Malang Jurnalis Ma-Ju disambut dengan suasana penuh keakraban oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, S.T., M.M., dalam kunjungan resmi ke kantor dinas tersebut. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mempererat kolaborasi dalam mendukung kegiatan kebudayaan di Kota Malang.

Dalam kesempatan tersebut, Forum Malang Jurnalis bersama panitia Pekan Pasar Kangen Malang Djadoel 2 menyerahkan cinderamata kepada Suwarjana sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan serta pelestarian budaya lokal.

“Kegiatan seperti ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Harapan kami, agenda ini dapat terus berlanjut dengan pelaksanaan yang lebih baik di waktu mendatang,” ujar Suwarjana.

Ia menambahkan, acara bernuansa tempo dulu ini memiliki potensi besar untuk menginspirasi para siswa agar lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal.

“Jika nantinya digelar Malang Djadoel 3, kami berharap manfaatnya bisa lebih besar dan memberikan pengalaman budaya yang mengandung nilai-nilai edukatif,” tegasnya.

Kunjungan Lanjutan ke Disporapar: Komitmen Bersama Wujudkan Malang Djadoel 3

Dua hari setelah kunjungan ke Disdikbud, tepatnya Kamis, 24 Juli 2025, Forum Malang Jurnalis dan panitia Malang Djadoel 2 melanjutkan lawatannya ke Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) Kota Malang. Rombongan diterima langsung oleh Kepala Disporapar, Baihaqi, S.Pd., S.E., M.Si., CGCAE, di ruang kerjanya.

Dalam pertemuan tersebut, Baihaqi menyatakan dukungan penuh Pemerintah Kota Malang terhadap inisiatif budaya yang diinisiasi oleh Forum Malang Jurnalis Ma-Ju.

“Kegiatan Pasar Kangen Malang Djadoel 2 harus dipertahankan, dan ke depan akan kami lanjutkan dengan Malang Djadoel 3. Disporapar bersama dinas terkait siap bersinergi,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa event kebudayaan bernuansa tempo dulu tersebut mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Malang karena telah berkontribusi terhadap sektor pariwisata serta mendorong kebangkitan ekonomi pelaku UMKM.

“Event kebudayaan kemarin sangat diapresiasi oleh Bapak Wali Kota Malang, termasuk kami dari Disporapar, karena menjadi penguat sektor kepariwisataan serta mendukung pelaku UMKM. Apalagi waktunya bersamaan dengan pelaksanaan event resmi Porprov IX Jatim,” tambah Baihaqi.

Lebih lanjut, Baihaqi menegaskan rencana pertemuan lanjutan antara Pemkot Malang dan Forum Malang Jurnalis Ma-Ju guna mempersiapkan pelaksanaan Malang Djadoel 3.

“Nantinya akan ada diskusi lanjutan antara Pemkot Malang dan Forum Malang Jurnalis Ma-Ju untuk merancang kegiatan berikutnya,” tandasnya.

Komitmen Jurnalis Lokal Dukung Pelestarian Budaya

Perwakilan Forum Malang Jurnalis Ma-Ju menyampaikan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan kebudayaan di masa mendatang.

Apresiasi terhadap dedikasi Forum Malang Jurnalis Ma-Ju dan panitia Malang Djadoel 2 pun disampaikan oleh Suwarjana dan Baihaqi dalam dua kesempatan terpisah.

“Dedikasi teman-teman dari Forum Malang Jurnalis Ma-Ju dan panitia event Malang Djadoel 2 sangat berarti bagi Kota Malang. Semoga kolaborasi seperti ini terus terjalin,” ujar keduanya secara senada.

Kunjungan ini turut mempertegas peran strategis media dalam menjembatani informasi dan mengangkat potensi budaya lokal kepada masyarakat luas.

Redaksi: Samsudin

Editor: Amanda 

Bukan Main-Main! Mojokerto Kini Punya Benteng Hidup Sejarah | PWI LS Resmi Berdiri, Ribuan Jamaah Jadi Saksi!

 


Mojokerto, Imparsial News – Minggu (27/07/2025). Bumi Mojokerto bergemuruh, menjadi saksi bisu lahirnya sebuah kekuatan baru yang siap menggebrak! Pada Minggu, 27 Juli 2025, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PWI LS (Perjuangan Wali Songo Laskar Sabilillah) Kabupaten Mojokerto secara resmi dilantik dalam sebuah acara monumental di Kecamatan Puri, Mojokerto. Pelantikan ini dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Timur, Kyai Haji Rizal dari Malang, menandai babak baru perjuangan menjaga sejarah bangsa dan mengawal kyai pribumi dari rongrongan oknum tak bertanggung jawab yang meresahkan.

Acara akbar ini tak hanya melantik DPC, tetapi juga berbarengan dengan pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Mojokerto dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PWI LS Mojokerto yang dinakhodai oleh Gus Antok. Kehadiran ribuan jamaah dari seluruh penjuru Mojokerto, termasuk tokoh-tokoh besar seperti Sayyid Zulfikar Basyaiban, KH Rizal, dan seluruh kyai sesepuh se-kecamatan Mojokerto, serta perwakilan kepolisian Koramil dan Camat, menegaskan betapa strategis dan besarnya dukungan terhadap gerakan PWI LS ini.

Meskipun pelantikan ini baru bisa terlaksana setelah berbagai kesibukan para pengurus, desakan kuat dari anggota di seluruh kecamatan se-Kabupaten Mojokerto menjadi pendorong utama. "Atas Rahmat Allah SWT," ini bukan sekadar organisasi biasa. PWI LS Mojokerto secara gamblang mendeklarasikan diri sebagai benteng penjaga sejarah bangsa! Kegiatan ini melambangkan bersatunya para kyai pribumi Nusantara di Mojokerto dalam melawan pembelokan sejarah yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Sebuah ancaman serius terhadap narasi sejarah yang autentik dan keutuhan bangsa.


Suasana acara semakin syahdu dengan lantunan sholawat oleh Sayyid Zulfikar yang diiringi grup sholawat "QULHU NUSANTARA," membuat ribuan jamaah larut dalam khidmat. Orasi kebangsaan yang menggelora oleh KH Rizal dari Malang semakin memotivasi anggota agar senantiasa menjaga marwah kyai pribumi, menjaga sejarah Walisongo, serta menjaga keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. "NKRI harga mati!" tegas Gus Antok, membakar semangat nasionalisme.
Gus Nurwakhit, Ketua DPD Mojokerto, dan M. Sodikin, Ketua Panitia Penyelenggara, menyampaikan terima kasih atas kehadiran KH Rizal yang telah mengesahkan dan mengukuhkan jajaran pengurus DPC PWI LS Mojokerto dan PAC PWI LS Mojokerto. "Terima kasih banyak, ini adalah langkah besar bagi kami," ujar M. Sodikin.

Dengan dilantiknya PWI LS di Kabupaten Mojokerto, diharapkan kabupaten ini akan steril dari ajaran sesat dan doktrin menyesatkan, serta upaya pembelokan sejarah. Tujuannya sangat jelas: untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan kedamaian, serta menciptakan kerukunan antar umat beragama demi kejayaan dan kemerdekaan NKRI. PWI LS Mojokerto kini siap menjadi garda terdepan, memberikan warna baru dalam dinamika sosial dan keagamaan di Mojokerto.

(Red/AR.DEMIT)


Editor: Adytia Damar

Rekor Edan Bupati Cup! Koko Hartanto Jadi 'Mesin Gol' dengan 6 Torehan, Rembang 1 Pesta Porah 9-1, Siap Guncang PSIR!

 


Rembang, Imparsial News – Stadion Krida Rembang menjadi saksi bisu sebuah pembantaian epik dalam final Turnamen Bupati Cup 2025! Pada Minggu, 27 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Jadi ke-284 Kabupaten Rembang, Tim Kecamatan Rembang 1 secara brutal menghancurkan Tim Kecamatan Kaliori dengan skor telak 9-1! Ini bukan sekadar kemenangan, tapi sebuah deklarasi dominasi absolut yang mengguncang publik pecinta sepak bola di Rembang.

Gelombang gol Rembang 1 dimulai dari tembakan keras Prasetyo, gelandang asal Desa Turusgede, yang merobek jala Kaliori dari luar kotak penalti. Gol pembuka itu sontak menjadi pemicu tsunami gol yang tak terbendung. Namun, bintang utama yang mencuri seluruh perhatian adalah Koko Hartanto, striker sekaligus pemain PSIR Rembang, yang secara sensasional mencetak 6 gol dalam satu pertandingan final! Sebuah rekor fantastis yang akan dikenang sepanjang masa di Bupati Cup.

Dua gol tambahan dari Bagus dan Teot melengkapi pesta gol mengerikan Rembang 1. Sementara itu, Kaliori yang sempat digadang-gadang mampu memberikan perlawanan, hanya bisa memperkecil skor dengan satu gol hiburan dari Ajik di babak kedua. Meski kalah telak, atmosfer di Stadion Krida tetap meriah dengan dukungan penuh suporter yang tak henti-hentinya bersorak.

Perjalanan kedua tim menuju final memang impresif. Rembang 1 sebelumnya menyingkirkan Kecamatan Sedan, sementara Kaliori secara mengejutkan mengalahkan Rembang 2 di semifinal. Namun, di partai puncak, perbedaan kelas tampak begitu jelas.

Manajer Rembang 1, Jarwanto, tak bisa menutupi kebanggaannya. "Turnamen ini waktunya sangat mepet, persiapan kami juga hanya beberapa hari. Tapi anak-anak tampil luar biasa. Target kami memang juara, tapi kemenangan besar seperti ini sungguh di luar dugaan," ungkapnya usai pertandingan, menunjukkan betapa dahsyatnya performa timnya.

Atas penampilan konsistennya yang memukau, Prasetyo diganjar sebagai Pemain Terbaik Turnamen, sementara Koko Hartanto sah dinobatkan sebagai Top Skor berkat enam golnya di partai final yang mencengangkan.

Bupati Rembang, Harno, yang hadir langsung dan menyerahkan trofi, tak hanya sekadar seremonial. Dalam sambutannya, Harno menyampaikan harapan tegas agar turnamen ini tak hanya berhenti sebagai hiburan tahunan. Ia melihat potensi besar sebagai ajang regenerasi pemain untuk masa depan sepak bola Rembang. "Turnamen seperti ini sangat potensial. Sekarang tinggal bagaimana tim pemandu bakat bisa menindaklanjuti dengan serius. Banyak pemain berbakat yang bisa disiapkan untuk memperkuat PSIR Rembang," tegas Harno, memberikan mandat langsung kepada seluruh stakeholder sepak bola Rembang.

Bupati Cup 2025 bukan hanya tentang kemenangan Rembang 1, tetapi juga simbol kebangkitan semangat olahraga di Rembang. Dengan atmosfer kompetitif dan antusiasme penonton yang tinggi, turnamen ini sukses membangkitkan gairah persepakbolaan lokal menuju arah yang lebih cerah, mungkin saja melahirkan bintang-bintang baru yang akan mengharumkan nama Rembang di kancah nasional!

(Red/Zainuri)


Editor: Adytia Damar 

Viral Video Parkir di Pabean Cantian, PJS Tantang Wali Kota Audit Sistem Perparkiran Surabaya.

  

Surabaya, 27 Juli 2025. Imparsial News — Dalam tiga hari terakhir, Paguyuban Juru Parkir Surabaya (PJS) menyoroti tidak adanya respons dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, terkait video viral yang memojokkan profesi juru parkir. Video tersebut memicu narasi negatif yang kembali menyudutkan para tukang parkir resmi di Kota Surabaya.

Menurut pernyataan resmi PJS, biasanya Wali Kota Eri Cahyadi cepat tanggap terhadap isu viral, khususnya yang menyudutkan profesi juru parkir. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya bahkan menyebut petugas parkir sebagai “parkir liar” atau bagian dari “premanisme” dalam upaya menertibkan kota. Operasi gabungan juga kerap digelar untuk melakukan validasi dan sinkronisasi data juru parkir.

Namun, PJS menilai tindakan dan narasi pemerintah kerap tidak sesuai dengan fakta lapangan.

Contoh kasus terbaru terjadi di Jalan Songoyudan, Kelurahan Pabean Cantian, pada 23 Juli 2025. Seorang petugas parkir pembantu yang merupakan perempuan lanjut usia diminta menjelaskan setelah video dirinya dimarahi oleh pengendara viral di media sosial. Perempuan tersebut diketahui meminta tarif parkir sebesar Rp10.000 kepada pengendara mobil yang memarkirkan kendaraan sejak pagi hingga sore. Namun, pengendara tersebut hanya memberikan Rp5.000 dan merekam kejadian untuk dilaporkan ke wali kota.

Sayangnya, pihak Pemkot Surabaya dan Dinas Perhubungan (Dishub) langsung menyatakan bahwa kejadian tersebut merupakan praktik “parkir liar”. Padahal, menurut PJS, petugas parkir di lokasi tersebut memiliki surat izin resmi dari Dishub Surabaya dan menyetorkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp210.000 per hari, melalui petugas Dishub (Katar) bernama Fendi dan Indra.

“Ini bukan sekadar tentang tarif parkir, tetapi bagaimana sistem dan fakta lapangan sering kali diabaikan demi pencitraan semata,” tegas Khoirun, Koordinator Wilayah Timur PJS.

Khoirun juga menyesalkan sikap pemerintah kota yang dinilai tidak memberikan perlindungan hukum maupun kejelasan administratif bagi para petugas parkir. Ia menyebut adanya pola sistematis dari Dishub yang menciptakan stigma negatif terhadap juru parkir.

Salah satu indikasinya, menurut PJS, adalah dihentikannya perpanjangan masa berlaku Kartu Tanda Anggota (KTA) juru parkir oleh Dishub. Meskipun anggota sudah mengajukan perpanjangan berulang kali, Dishub tetap menarik setoran harian tanpa memperpanjang keanggotaan mereka.

“Dulu, masa berlaku KTA diperpanjang otomatis satu bulan sebelum kedaluwarsa. Kini tidak. Ini bentuk ketidakadilan. Pemerintah seharusnya menciptakan lapangan kerja, bukan justru menyisihkan warga dengan alasan yang tidak jelas,” tambahnya.

PJS juga menyoroti bahwa tindakan pemerintah cenderung populis dan pragmatis, hanya menyasar isu viral tanpa menyentuh substansi permasalahan tata kelola perparkiran.

Sebagai bentuk tanggapan resmi, PJS menantang Wali Kota Surabaya untuk melakukan audit menyeluruh terhadap sistem perparkiran Kota Surabaya dalam periode satu tahun terakhir (2024–2025) dan mempublikasikan hasilnya secara terbuka kepada media.

“Kami menantang Bapak Eri Cahyadi untuk membuktikan keberpihakan terhadap keadilan dan transparansi. Audit ini penting agar masyarakat mengetahui kondisi sebenarnya, bukan sekadar berdasar pada video viral atau opini sesaat,” tutup Khoirun.

Redaksi: Rubi
Editor: Amanda