Monday, August 4, 2025

Dugaan Pungli BSU di Duduksampeyan: Sekdes Ambil Uang dari Rumah Warga.

 

Gresik, Imparsial News  – Dugaan praktik pungutan liar (pungli) dan penyalahgunaan wewenang kembali mencuat di lingkungan pemerintahan desa. Kali ini, kasus tersebut menimpa para mantan RT dan RW di Desa Duduksampeyan, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, yang mengaku mengalami pemotongan sepihak atas Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang mereka terima.

Bantuan sebesar Rp600 ribu per orang tersebut awalnya dicairkan langsung oleh para penerima melalui Kantor Pos, sesuai prosedur resmi. Namun, belakangan diketahui bahwa Sekretaris Desa (Sekdes) Duduksampeyan, Abdul Aziz Wasik, mendatangi rumah-rumah penerima dan meminta agar sebagian uang tersebut diserahkan kembali kepadanya. Dari Rp600 ribu, hanya Rp200 ribu yang diberikan kepada penerima, sementara Rp400 ribu sisanya dipotong tanpa alasan hukum yang jelas.

“Bojo panjenengan dapat Rp600 ribu, dipotong Rp400 ribu, jadi cuma terima Rp200 ribu tok,” ungkap salah satu warga dalam rekaman percakapan yang diterima redaksi.

Lebih mencengangkan, Sekdes mengaku bahwa pemotongan tersebut dilakukan atas instruksi langsung dari Kepala Desa Duduksampeyan, Said Sa’dan, serta berdasarkan arahan dari Kasi Pemerintahan Kecamatan Duduksampeyan, Andy. Sekdes bahkan menyatakan bahwa uang hasil pemotongan masih berada dalam penguasaannya dan dapat dikembalikan sewaktu-waktu jika diminta.

“Kalau mau diminta, ya tak kembalikan. Uangnya juga masih ada di saya,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.

Sementara itu, Andy, selaku Kasi Pemerintahan Kecamatan, ketika dikonfirmasi, menyebut bahwa permasalahan tersebut merupakan urusan internal desa. Ia meminta agar persoalan diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, sejumlah pihak menilai bahwa penyalahgunaan dana bantuan negara bukan sekadar urusan internal, melainkan masuk dalam ranah hukum dan pelanggaran etika birokrasi.

Tindakan Sekdes yang menarik kembali uang bantuan secara langsung dari tangan penerima, tanpa didasari dokumen resmi, berita acara, ataupun landasan hukum yang sah, dinilai sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap tata kelola distribusi bantuan sosial. Praktik ini juga berpotensi kuat dikategorikan sebagai pungli.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Duduksampeyan, Said Sa’dan, belum memberikan tanggapan resmi meski telah dihubungi melalui berbagai saluran komunikasi.

Menyikapi hal ini, sejumlah warga dan pemerhati kebijakan publik mendesak Inspektorat Kabupaten Gresik, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta Aparat Penegak Hukum untuk segera turun tangan. Mereka menekankan pentingnya penegakan transparansi, akuntabilitas, dan keadilan agar dana bantuan pemerintah tidak terus menjadi objek manipulasi oleh oknum pejabat desa yang tidak bertanggung jawab.

Redaksi: Iwan
Editor: Amanda


Pameran Seni Instalasi “Rong Las” di Sidoarjo: Mitos dan Teknologi Melebur dalam Imajinasi Alam



Sidoarjo-IMPARSIALNEWS.SITE Rumah Seni Pecantingan kembali mengguncang jagat seni rupa dengan menghadirkan peristiwa budaya yang menggugah nalar dan rasa. Kali ini, lewat pameran seni instalasi bertajuk “Rong Las: Bayang-Bayang Mitos Lebur dalam Teknologi Alam”, yang resmi dibuka pada Sabtu, 3 Agustus 2025 pukul 19.00 WIB. Pameran ini akan berlangsung selama sepekan hingga 9 Agustus 2025, bertempat di Jalan Pecantingan, Sekardangan, Sidoarjo.


Mengusung tema yang tak lazim, “Rong Las” menjelajahi ranah estetika yang menggabungkan mitos dan teknologi dalam lanskap yang kuat akan sentuhan alami. Bukan sekadar judul, “Rong Las” menjadi ruang konseptual di mana para seniman mencairkan batas antara narasi purba dan sistem teknologi yang bertumbuh dari akar-akar budaya lokal.



Kurator sekaligus penulis narasi pameran, Zuhkhriyan Zakaria dan Yudha, menghadirkan 14 seniman lintas medium dengan karya-karya eksperimental dan provokatif. Mereka di antaranya: Abimanyu, Ahra, CataLeah, Erlisatan, Ghufron, Luky Prastyo, Liolkili, Perempuan Pengkaji Seni, Toyol Dolanan Nuklir, Yayak Tosari, Yoes Wibowo, dan Zaki Amr.


Karya-karya yang dipamerkan merefleksikan bagaimana mitos sebagai narasi budaya tidak tersingkir oleh modernitas, melainkan bertransformasi dan bersinergi dengan teknologi alami. Para pengunjung diajak tidak hanya untuk melihat, tetapi juga merasakan dan merenungi ulang asal-usul pengetahuan, spiritualitas, serta kemungkinan masa depan yang lahir dari relasi antara manusia, alam, dan teknologi.


Salah satu pelaku seni Jawa Timur, Djoko E&, yang saat ini juga menggelar pameran lukisan di Balai Pemuda Surabaya, memberikan tanggapan positif terhadap pameran ini. “Pameran ini memberi ruang bagi seniman untuk berdialog secara liar dengan gagasan-gagasan besar, namun tetap membumi. Di sinilah mitos tidak diposisikan sebagai dongeng mati, tapi sebagai energi hidup yang bisa dibaca ulang lewat media baru,” ungkapnya.


Pameran ini terbuka untuk umum dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Rumah Seni Pecantingan, arup.co, serta komunitas seni dan media independen. Penonton akan disuguhkan pengalaman visual dan konseptual yang menantang persepsi, memperluas imajinasi, dan menggugah kesadaran akan hubungan manusia dengan narasi masa lalu serta teknologi masa kini.


Bagi para seniman, budayawan, mahasiswa, dan pencinta seni instalasi, “Rong Las” menjadi momentum penting untuk menyelami potensi lokal dalam kerangka wacana global—sekaligus menghidupkan kembali semangat berkesenian di tengah dinamika zaman.

(Red/Sapto) 

Editor:yaya

Ulang Tahun ke-6 GAJAP: Semangat Solidaritas dan Perangi Narkoba.

 

Pasuruan, 3 Agustus 2025. Imparsial News — Komunitas Guyonan Arek Jatim Pasuruan (GAJAP) menggelar perayaan akbar Anniversary ke-6 yang berlangsung meriah pada Minggu (3/8/2025) di Warkop Veteran, Jalan Veteran, Bugul Kidul, Pasuruan. Tidak hanya sebagai ajang silaturahmi antar anggota, perayaan tahun ini juga diisi dengan kegiatan santunan anak yatim serta sosialisasi tentang bahaya narkoba yang disampaikan langsung oleh Ketua Harian LRPPN BI Jawa Timur, Prof. Siswanto.

Perayaan ini menjadi agenda tahunan yang selalu dinanti oleh para anggota GAJAP. Tahun ini, perayaan dikemas lebih bermakna dengan mengusung semangat edukasi dan kepedulian sosial.

Dalam sambutannya, Ketua GAJAP, Sil Verawati, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan mempererat tali persaudaraan antaranggota dan membangun kolaborasi yang lebih luas.

“Event ini menjadi momentum mempererat tali silaturahmi antar sesama anggota, komunitas lain, dan sahabat-sahabat baru yang ingin merasakan keceriaan bersama kami,” ujar Sil Verawati.

Ia juga menambahkan harapannya agar komunitas GAJAP dapat terus berkembang tidak hanya sebagai komunitas hiburan, tetapi juga sebagai wadah solidaritas dan kontribusi sosial.

“Saya berharap GAJAP terus tumbuh dan berkembang, tidak hanya sebagai komunitas, tetapi sebagai keluarga besar yang saling mendukung. Mari kita jaga semangat kebersamaan dan kekompakan ini, serta terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. Semoga GAJAP dapat menjadi contoh bagi komunitas lainnya,” lanjutnya.

Saat ini, GAJAP telah memiliki lebih dari 500 anggota aktif yang tersebar di berbagai daerah dan tetap menjalin komunikasi melalui platform WhatsApp Group.

Sementara itu, kegiatan sosialisasi bahaya narkoba yang dibawakan oleh Prof. Siswanto dari LRPPN BI Jatim mengusung tema “Mari Kita Selamatkan Anak Bangsa dari Bahaya Narkoba.”

Dalam pemaparannya, Prof. Siswanto menjelaskan jenis-jenis narkoba, dampaknya, serta konsekuensi hukum bagi pengguna dan pengedar sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

“Kegiatan ini merupakan upaya pencegahan agar masyarakat, khususnya generasi muda, tidak mencoba-coba menggunakan narkoba. Baik pengguna maupun pengedar, keduanya sama-sama terjerat UU No. 35 Tahun 2009,” tegas Prof. Siswanto.

Ia juga menegaskan bahwa LRPPN BI Jatim akan menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin, yang menyasar berbagai elemen masyarakat guna meningkatkan kesadaran kolektif akan bahaya penyalahgunaan narkoba.

“Kegiatan ini akan terus kami laksanakan hingga ke berbagai lapisan masyarakat. Harapannya, pemahaman terhadap bahaya narkoba bisa benar-benar tertanam dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Acara ditutup dengan penyerahan santunan kepada anak-anak yatim yang turut diundang, menandai semangat berbagi dan kepedulian sosial yang menjadi nilai utama komunitas GAJAP.

Resdaksi:Tim
Editor: Amanda

Sunday, August 3, 2025

PMI Kota Batu Tutup Sementara, Dana Tak Turun Imbas Kisruh Internal.

 

Kota Batu, 4 Agustus 2025. Imparsial News — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu resmi menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya untuk sementara waktu. Keputusan ini diketahui dari sebuah pengumuman yang terpasang di Kantor PMI Kota Batu di Jalan Kartini, Ngaglik, Kecamatan Batu.

Pengumuman tersebut ditulis pada selembar kertas yang ditempel di kaca jendela bagian depan kantor. Isinya berbunyi, “Mohon maaf, kegiatan pelayanan PMI Kota Batu dihentikan sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan.”

Dihentikannya pelayanan ini diduga akibat tidak adanya anggaran operasional yang selama ini menopang kegiatan kemanusiaan PMI Kota Batu. Berdasarkan informasi yang diterima, kondisi ini telah berlangsung sejak Februari 2025 dan disebut-sebut dipicu oleh konflik internal di tubuh kepengurusan organisasi.

Kepala Markas PMI Kota Batu, Abdul Mutholi, mengungkapkan bahwa pihaknya selama ini masih berupaya menjalankan pelayanan dengan menggunakan dana talangan pribadi. Namun, karena tidak ada kepastian soal anggaran, pihaknya memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan mulai Agustus ini.

Mulai Februari hingga Juli, operasional masih kami jalankan menggunakan dana pribadi, yang totalnya sudah mencapai sekitar Rp80 juta. Dana itu kami gunakan untuk keperluan makan-minum, ambulans, obat-obatan, listrik, air, dan sebagainya, dengan kebutuhan rata-rata sekitar Rp9 juta per bulan,” jelas Abdul Mutholi, Senin (4/8/2025).

Ia juga menyebut bahwa di PMI Kota Batu terdapat beberapa posisi yang dijalankan oleh relawan dengan sistem honor, seperti sopir ambulans, staf administrasi, dan kepala markas. Namun, sejak Februari, seluruh relawan tersebut sudah tidak menerima honor sama sekali.

“Kondisi ini sebenarnya sudah kami laporkan ke pusat, dan kami berharap ada perhatian serta bantuan dari pemerintah,” tambahnya.

Sementara itu, dari informasi yang berkembang, konflik internal terkait pemilihan Ketua PMI Kota Batu disebut-sebut menjadi salah satu faktor penyebab tersendatnya alokasi dana dari Pemerintah Kota Batu.

Redaksi: Samsudin
Editor: Amanda

Ratusan Umat Buddha Hadiri Tipitaka Chanting di Candi Manggala Banyuwangi.

 

Banyuwangi, 4 Agustus 2025. Imparsial News – Keluarga Buddhis Theravada Kabupaten Banyuwangi mengadakan kegiatan Tipitaka Chanting dan Alsalha Mahapuja yang berlangsung sejak 1 hingga 4 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan tahun kedua penyelenggaraannya dan dihadiri oleh umat Buddha dari seluruh Nusantara maupun luar negeri. Hadir pula tokoh agama, tokoh masyarakat, serta berbagai lembaga seperti Forkopimda, Forkopimcam, Polresta, TNI AL, Polsek dan Koramil Gambiran, Ketua DPC Gajah Purwo Nusantara Banyuwangi, Yayasan Cempaka Putih Nusantara, serta warga sekitar Candi Manggala, Desa Yosomulyo.

Menurut salah satu panitia acara, Romo Agus, "Rangkaian kegiatan ini dimulai sejak 1 Agustus dengan pembacaan kitab suci Tipitaka yang sekaligus memperingati Hari Suci Asadha, serta diisi juga dengan layanan pengobatan alternatif. Puncak acara hari ini, Senin (4/8/2025), ditandai dengan kirab yang diikuti hampir 100 peserta mengelilingi area Candi Manggala, Yosomulyo. Antusiasme peserta kirab yang datang dari luar Banyuwangi seperti Bali, Surabaya, Madiun, Nganjuk, Bondowoso, Kediri, Tulungagung, Jakarta, Palembang, serta mancanegara seperti Thailand, Malaysia, dan Ukraina membuat suasana semakin semarak. Acara malam ini akan ditutup dengan pagelaran budaya Janger Laksono Wahyu Penthul Budoyo," ucapnya.

Ketua DPC Gajah Purwo Nusantara Banyuwangi, Gus Dion, bersama segenap anggota yayasan menyampaikan, "Hari ini kami turut serta menyukseskan acara umat Buddha, saudara-saudara kami. Kami menyiapkan makanan dan minuman kopi gratis untuk para peserta yang hadir. Ini merupakan wujud sinergi dan kerukunan antarumat beragama, serta upaya bersama dalam menjaga semangat kebersamaan dan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan prinsip dasar negara kita, Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, ini juga sejalan dengan ajaran Gajah Purwo Nusantara: pokok kanggo manfaat marang liyane — Gajah Purwo hadir untuk mempersatukan umat," ujarnya.

Di akhir acara, panitia bersama segenap umat Buddha Keluarga Buddhis Theravada menyampaikan terima kasih atas partisipasi para sponsor, yayasan, lembaga sosial, dan masyarakat sekitar Candi atas terselenggaranya acara ini dengan sukses. Harapannya, acara serupa tahun depan dapat terlaksana lebih baik lagi.

Redaksi: Ymk
Editor: Amanda


Tragedi Berdarah Hari Koperasi Bangkalan | Siswi Meninggal, Bupati Lukman Hakim 'Bungkam', Publik Geram!

 


Bangkalan, Imparsial News – Sebuah kegiatan jalan santai yang seharusnya menjadi ajang kegembiraan dalam rangka Hari Koperasi ke-78 di Kabupaten Bangkalan, berubah menjadi tragedi memilukan. Seorang siswi SD, Yasinta Dwi Amira (12), siswa SDN Demangan 1, meninggal dunia setelah tertimpa dahan pohon besar yang tiba-tiba patah dan tumbang di halaman Pendopo Agung Bangkalan. Kejadian tragis ini sontak memicu kemarahan publik, dengan aktivis setempat menuntut pertanggungjawaban penuh dari Bupati Bangkalan, Lukman Hakim.

Peristiwa naas itu terjadi pada Minggu pagi (3/8/2025), sekitar pukul 09.43 WIB. Saat itu, Yasinta bersama teman-temannya sedang mendengarkan pembacaan nomor undian kupon oleh panitia. Tiba-tiba, dahan besar dari pohon tua di area pendopo jatuh menimpa Yasinta. Suara patahan dahan tidak terdengar karena tertutup oleh suara pengeras suara acara, membuat insiden ini terjadi begitu cepat dan tak terduga.

Aktivis Bangkalan, MM, dengan tegas menyatakan bahwa Bupati Lukman Hakim harus bertanggung jawab atas kejadian ini. "Kami berharap pihak Kepolisian Resort Bangkalan untuk melakukan penyelidikan dalam tragedi pohon tumbang yang mengakibatkan korban atas nama Yasinta Dwi Amira meninggal dunia," ujarnya, Minggu (3/8/2025). MM menuding tragedi ini terjadi akibat dugaan kelalaian pemerintah daerah dalam melakukan pemeliharaan dan peremajaan pohon besar yang sudah tua usianya.

Selain Yasinta, satu orang dewasa juga dilaporkan mengalami luka serius dan patah tangan akibat insiden tersebut. Pihak Satpol PP yang berada di lokasi langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun, nyawa Yasinta, yang diketahui tinggal di Jalan Letnan Singosastro dan datang bersama keluarganya, tidak berhasil diselamatkan.

Seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya, dengan suara terbata-bata karena masih syok, mengatakan, "Saya yakin pohonnya memang sudah tua dan rapuh, tapi sayangnya kurang diperhatikan atau dirawat. Kalau saja ada perawatan berkala, mungkin kejadian ini tidak terjadi."

Namun, yang paling menuai sorotan tajam adalah sikap Bupati Lukman Hakim. Hingga berita ini ditayangkan, Bupati masih diam dan tidak memberikan tanggapan. Aktivis MM menilai, sikap diam ini seolah-olah Bupati ingin lepas tangan dari tanggung jawab atas acara kegiatan jalan santai Hari Koperasi yang mengakibatkan duka mendalam bagi keluarga korban. Masyarakat kini menuntut penyelidikan tuntas dari pihak kepolisian dan pertanggungjawaban konkret dari pemerintah daerah atas kelalaian yang merenggut nyawa.

(Red/Mzl)


Editor: Adytia Damar

Dies Natalis Pertama, Bupati Sanusi Ajak Universitas Kepanjen Kembangkan Pendidikan dan Riset.

  

Malang, 2 Agustus 2025. Imparsial News — Bupati Malang, HM. Sanusi, mendorong jajaran pimpinan dan civitas akademika Universitas Kepanjen untuk memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan pendidikan berkualitas di Kabupaten Malang.

Dorongan tersebut disampaikan Sanusi saat menghadiri peringatan Dies Natalis pertama Universitas Kepanjen. Acara tersebut juga dihadiri oleh Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno, Pembina Yayasan Pendidikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang Rendra Kresna, Ketua Yayasan Pendidikan Pemkab Malang Bambang Suryanto, Rektor Universitas Kepanjen Tri Nurhudi, anggota DPRD Kabupaten Malang, serta jajaran kepala perangkat daerah di lingkungan Pemkab Malang.

Pada momen tersebut, Sanusi juga berkesempatan melepas secara simbolis enam mahasiswa Universitas Kepanjen yang akan mengikuti program magang ke Jepang.

“Semoga Dies Natalis ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi, meningkatkan kualitas, dan memperluas kiprah Universitas Kepanjen di masa depan,” ungkap Sanusi dalam sambutannya, Sabtu (2/8/2025) malam.

Bupati Malang juga menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada seluruh keluarga besar Universitas Kepanjen yang telah memasuki usia satu tahun. Menurutnya, usia satu tahun merupakan langkah awal yang penting dalam menentukan perjalanan panjang institusi pendidikan tinggi.

“Satu tahun adalah awal yang penting dan menentukan dalam perjalanan panjang sebuah institusi pendidikan tinggi. Semoga Universitas Kepanjen hadir sebagai wujud nyata dari cita-cita besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya dalam menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas bagi masyarakat Malang Raya dan sekitarnya,” jelas Sanusi.

“Semoga Dies Natalis pertama ini menjadi awal dari semangat, dedikasi, dan komitmen yang kuat untuk menjadi bagian dari kemajuan pendidikan dan pembangunan di Kabupaten Malang,” imbuhnya.

Pejabat publik yang pernah menjadi guru pada era 1980-an itu juga mendorong agar Universitas Kepanjen terus berkembang menjadi institusi yang unggul, adaptif terhadap tantangan zaman, serta mampu melahirkan generasi muda yang berilmu, berintegritas, dan berdaya saing global.

Sanusi menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, Pemkab Malang siap mendukung setiap langkah Universitas Kepanjen yang sejalan dengan visi dan misi pembangunan daerah.

“Pemerintah Kabupaten Malang siap mendukung setiap langkah dan program yang sejalan dengan visi pembangunan daerah, khususnya dalam bidang pendidikan, riset, dan pemberdayaan masyarakat,” tegasnya.

Sanusi berharap, momentum Dies Natalis pertama ini dapat dimanfaatkan oleh jajaran pimpinan dan civitas akademika Universitas Kepanjen untuk terus produktif dalam mencetak lulusan yang berkualitas serta memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Malang.

“Dengan segala potensi yang dimiliki, Universitas Kepanjen nantinya akan mampu tampil sebagai perguruan tinggi yang berkualitas, profesional, dan berdaya saing, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional,” pungkasnya.

Redaksi: Samsudi
Editor: Amanda