Wednesday, August 6, 2025

Wong Bodho Bikin Heboh! Haul Mbah Zaenal Abidin Jadi Magnet Ribuan Orang, Dapur Umum Jadi Saksi Kekuatan Sedekah!

 


Gresik, Imparsial News – Selasa (05/07/2025). Ribuan pasang mata dari berbagai penjuru Jawa Timur tumpah ruah di alun-alun "Wong Bodho" Pondok Mburi, Desa Sidowungu, Menganti, Gresik. Pada 5 Agustus 2025, mereka berkumpul untuk menghadiri Haul Agung Mbah Zaenal Abidin yang tak hanya khidmat, tetapi juga sarat dengan kegiatan sosial yang menginspirasi. Acara ini tak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh agama ternama, tetapi juga mengusung semangat gotong royong yang luar biasa.

Rangkaian acara diawali dengan sunatan massal gratis yang diikuti oleh 200 peserta dari berbagai desa se-Kabupaten Gresik dan sekitarnya. "Ini adalah wujud nyata kepedulian kami kepada masyarakat," ungkap Gus Janoko, selaku ketua panitia.

Puncak acara, yaitu pengajian umum, dihadiri oleh ulama-ulama kharismatik seperti Gus Abas dari Buntet Cirebon dan Gus Gendeng dari Kediri. Kehadiran mereka memantik antusiasme ribuan jamaah yang datang dari Gresik, Jombang, Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Malang, hingga Banyuwangi. Suasana semakin khidmat dengan kehadiran anggota Perjuangan Walisongo Laskar Sabilillah (PWI LS) se-Jawa Timur, kyai sesepuh se-Kabupaten Gresik, Camat Menganti, serta tokoh masyarakat setempat.

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah Dapur Umum "Wong Bodho". Menurut Gus Pilin, selaku ketua pawon (dapur umum) Wong Bodho, mereka menyajikan makan dan minum gratis sebanyak 8.000 porsi untuk umum. Gus Muhamad Sukoiri S.H., pendiri sekaligus pengasuh Wong Bodho Pondok Mburi, menegaskan bahwa dapur umum ini konsisten dibuka setiap Haul Mbah Zaenal Abidin, sebuah tradisi berbagi yang tak pernah lekang oleh waktu.

Gus Sukoiri, selaku tuan rumah, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada aparat keamanan dari Kepolisian, Kodim, Polsek, dan Koramil yang telah membantu pengamanan hingga acara berjalan tertib dan aman. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sidowungu dan para relawan dari Passer, PSHW, dan PWI LS yang ikut mensukseskan acara. "Alhamdulillah, situasi kondusif dan masyarakat tertib selama prosesi berlangsung," tutur Gus Janoko.

Haul agung ini tidak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga sebuah manifestasi kekuatan masyarakat dalam bergotong royong dan berbagi, membuktikan bahwa semangat persaudaraan dan keikhlasan masih sangat kental di Gresik.

(Red/Riawan)


Editor: Adytia Damar

Setelah Viral, Dugaan Pungli Dana BSU Picu Rapat Darurat Tengah Malam di Balai Desa.

 

Gresik, Imparsial News — Kelanjutan skandal pemotongan Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Desa Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, kini memasuki babak baru. Setelah pemberitaan mengenai praktik tidak etis tersebut viral, jajaran pemerintah desa diduga panik dan secara mendadak menggelar rapat pada waktu yang tidak lazim.

Informasi dari sumber internal menyebutkan, rapat tersebut berlangsung hampir tengah malam di Balai Desa, hanya beberapa jam setelah pemberitaan mencuat ke publik.

Ketua PAC Barisan Relawan Nusantara Raya (BRNR), Suwari, membenarkan adanya pertemuan darurat itu.

“Biasanya rapat paling malam jam 8 malam, tapi ini hampir tengah malam. Wajah-wajah panik terlihat jelas, bahkan ada yang saling menyalahkan,” ungkapnya.

Rapat yang digelar secara diam-diam di luar jam operasional resmi pemerintahan ini memicu berbagai spekulasi. Banyak pihak menduga bahwa pertemuan tersebut bukan sekadar klarifikasi internal, melainkan langkah darurat untuk menutup jejak atau mengatur narasi terkait skandal yang telah tersebar luas.

Sebelumnya, sejumlah warga penerima BSU mengaku diminta “setoran balik” oleh oknum perangkat desa. Setelah kasus ini dibongkar oleh aktivis BRNR, sebagian dana disebut telah dikembalikan. Namun, proses pengembalian dinilai tidak merata—baik dari segi jumlah maupun kepada siapa saja yang menerima.

Lebih mengejutkan, tim investigasi mendapat informasi bahwa malam sebelum proses pengembalian dana, sejumlah rumah warga didatangi oleh perangkat desa, termasuk lurah, sekdes, dan kepala dusun. Diduga mereka mendesak warga untuk tidak memperpanjang masalah. Tekanan dari ormas dan media menyebabkan sebagian BSU akhirnya dibayarkan penuh.

Namun, di beberapa RT, hanya sebagian kecil dana yang dikembalikan, bahkan ada warga yang tidak menerima pengembalian sama sekali.

Sekretaris Desa Duduksampeyan, Abdul Aziz Wasik, sebelumnya sempat mengakui adanya pemotongan BSU, tetapi berdalih bahwa hal tersebut merupakan “kesalahpahaman teknis”. Ia berjanji bahwa dana akan dikembalikan.

Namun, Ketua PAC BRNR Suwari menilai hal tersebut tidak cukup.

“Wong maling pitik saja kalau ketahuan bisa dipukuli dan dihukum. Ini uang rakyat, kok cuma dikembalikan begitu saja tanpa proses hukum? Ini bentuk pengkhianatan,” tegasnya.

Hasil investigasi terbaru tim BUSER pada Rabu (6/8/2025) menguatkan dugaan bahwa telah terjadi praktik terorganisir. Rapat tengah malam, penolakan klarifikasi dari perangkat desa, serta inkonsistensi pengembalian dana memperkuat asumsi bahwa permasalahan ini lebih dalam dari yang terlihat.

Saat wartawan mendatangi kantor desa, beberapa perangkat desa seperti Kasipem dan Kaur Umum enggan memberikan keterangan. Mereka berdalih tidak mengetahui soal dana BSU dan meminta wartawan menunggu Sekretaris Desa atau Kepala Desa yang dinilai lebih berwenang menjawab.

Yang mencolok, pembenahan baru dilakukan setelah ada tekanan dari media dan masyarakat. Hal ini menimbulkan pertanyaan:

"Jika tidak ada yang membongkar, apakah pemotongan dana BSU ini akan terus dibiarkan begitu saja?"

Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, S.E., M.M., S.H., mengecam keras tindakan tersebut.

“Setiap bentuk pemotongan bantuan rakyat, apa pun alasannya, adalah tindakan pungli dan pengkhianatan terhadap rakyat kecil. Aparat penegak hukum harus segera bertindak,” tegasnya.

Saat dikonfirmasi pada 6 Agustus 2025, pihak kecamatan menyatakan bahwa mereka belum menerima laporan resmi dan meminta agar konfirmasi langsung diarahkan kepada Kepala Desa Duduksampeyan.

Kini, tim BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID masih menunggu klarifikasi lanjutan dari pihak pemerintah desa. Sementara itu, relawan dan aktivis terus melakukan pengawasan dan pendalaman kasus.

Skandal ini belum berakhir. Komitmen publik dalam mengawal kasus ini tetap menyala.

Bukan hanya uang rakyat yang dipertaruhkan, tetapi juga keadilan. Jika tidak ditindak, skandal serupa hanya tinggal menunggu waktu untuk kembali muncul di tempat dan wajah yang berbeda.

Redaksi: Iyan Gresik
Redaksi: Amanda
 

Esport hingga Lomba Mancing, Kecamatan Sepatan Hadirkan Gebyar HUT RI ke-80.

 

Kabupaten Tangerang, Imparsial News — Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, menggelar turnamen esport Mobile Legends bertajuk Camat Cup Sepatan 2025. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada 14–15 Agustus 2025 pukul 19.30 WIB di Aula Kantor Kecamatan Sepatan.

Turnamen ini dikhususkan untuk warga Kecamatan Sepatan yang memiliki KTP Sepatan, dan digelar secara gratis tanpa pungutan biaya. Pemerintah Kecamatan berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang partisipasi dan hiburan bagi warga, khususnya generasi muda.

Camat Sepatan, Aan Ansori, S.E., S.IP., M.Si., menyampaikan bahwa Camat Cup Sepatan 2025 merupakan bagian dari rangkaian lomba yang digelar dalam menyambut HUT RI ke-80. Turnamen ini juga bertujuan untuk mewadahi potensi pemuda di bidang digital dan kompetitif.

“Esport bukan sekadar permainan, melainkan sarana untuk mengasah strategi, kerja tim, dan mental kompetitif. Lewat kegiatan ini, kami ingin menjauhkan pemuda dari hal-hal negatif serta memberikan ruang positif untuk berkembang,” ujarnya.

Selain turnamen Mobile Legends, Kecamatan Sepatan juga akan menggelar Fishing Tournament pada 17 Agustus 2025 pukul 10.00 WIB, bertempat di kolam ikan Kantor Kecamatan Sepatan. Sekitar 200 ekor ikan emas akan dilepas, dan acara ini juga gratis serta khusus bagi warga yang memiliki Kartu Keluarga Kecamatan Sepatan.

Aan Ansori menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi juga sebagai sarana mempererat kebersamaan antarwarga dalam semangat kemerdekaan.

Redaksi: Yusuf
Editor: Amanda

Tuesday, August 5, 2025

Sambut 17 Agustus, Warga RW 07 Balearjosari Pasang Replika Garuda di Gapura.

 

Kota Malang, Imparsial News — Dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, warga RW 07 Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang menunjukkan semangat gotong royong dengan melaksanakan kerja bakti memasang replika Burung Garuda Pancasila di jalan utama pintu masuk kampung, tepat di sebelah kawasan Perumahan Riverside, Selasa (6/8/2025).

Replika Garuda Pancasila yang menjadi lambang negara Republik Indonesia tersebut dipasang sebagai ikon gapura kampung sekaligus bagian dari lomba kreativitas menghias lingkungan dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Kemerdekaan.

Ketua RW 07, H. Sunaryo, menjelaskan bahwa proses pembuatan gapura replika Garuda Pancasila merupakan hasil kolaborasi dan kreativitas warga yang dikerjakan secara bergotong royong.

"Setiap malam warga bergiliran membuat replika Garuda Pancasila selama kurang lebih dua minggu. Kegiatan ini tidak hanya untuk mengikuti lomba gapura, tetapi juga menjadi wujud kebersamaan dan cinta tanah air," ungkapnya.

Selain memasang gapura, warga juga turut membersihkan lingkungan masing-masing sebagai bentuk partisipasi dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan kampung.

H. Sunaryo menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan mempererat persatuan di kalangan warga, terutama menjelang momen bersejarah 17 Agustus.

"Saya sangat bersyukur karena pemasangan replika Garuda Pancasila berjalan lancar. Harapannya, ini bisa menjadi sarana untuk terus menggaungkan nilai-nilai Pancasila kepada seluruh warga, terutama generasi muda," ujarnya sambil tersenyum.

Semangat gotong royong yang ditunjukkan warga RW 07 menjadi bukti bahwa nilai-nilai kebangsaan masih terjaga dan terus hidup di tengah masyarakat.

Redaksi: Samsudin
Editor: Amanda

Kasun Erfan Buka-bukaan! Sengketa Tanah di Moronyamplung Ungkap Kisah Pilu, Penggelapan Hingga Laporan Balik dari Eks Narapidana!

 


Lamongan, Imparsial News – Sengketa tanah di Dusun Moro, Desa Moronyamplung, Kabupaten Lamongan, kini memasuki babak baru yang semakin rumit dan penuh intrik. Pada Selasa (5/8/2025), Bapak Erfan, Kepala Dusun Moro, memberikan keterangan resmi kepada awak media, membongkar kronologi yang mengejutkan. Kasus ini bermula dari dugaan penggelapan yang berujung pada saling lapor dan melibatkan pihak kepolisian.

Menurut Pak Kasun, "akar permasalahan ini muncul pada Tahun 2021, saat Cahyono, warga setempat, diduga melakukan penggelapan barang berupa sarang burung walet dan surat perjanjian pembelian tanah secara tidak resmi". Kasus ini menjadi semakin gelap ketika, menurut Pak Kasun, "penyidik kepolisian berusaha menggagalkan proses pembelian tanah tersebut. Alasannya, pihak perusahaan tidak menginginkan tanah itu dan menduga tanah tersebut merupakan hasil "pencucian uang" dari tindak kejahatan".

Drama berlanjut ketika perwakilan perusahaan, Bu Yulianti, datang membawa surat yang menyatakan Cahyono setuju melepaskan asetnya kepada perusahaan sarang burung walet. Namun, setelah kembali ke Surabaya, Bu Yulianti menghubungi kembali dan meminta pengurusan balik nama atas tanah tersebut atas nama Feng Yueking. Permintaan ini didasarkan pada perjanjian jual beli yang diduga melibatkan Cahyono.

Pak Kasun yang berupaya mengonfirmasi langsung ke Cahyono di Polrestabes Surabaya, terhalang oleh kondisi pandemi Covid-19, karena Cahyono telah dipindahkan ke Lapas Medaeng. Namun, ia sempat dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai Cahyono dari Lapas, yang menyerahkan tanah secara sukarela kepada pabrik dengan harapan penyelesaian cepat.

Berbekal dua bahan tersebut—surat perjanjian jual beli dan konfirmasi telepon—Pak Kasun kemudian mengajukan permohonan PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap). Ironisnya, ia mengetahui bahwa Cahyono juga mengajukan PTSL atas tanah yang sama, menggunakan nama ayahnya, Joko.

Puncaknya, setelah Cahyono bebas dari lapas, ia balik melaporkan Pak Kasun ke Polrestabes Surabaya dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Laporan ini kini telah dilimpahkan ke Polres Lamongan. Kasus ini tidak hanya melibatkan sengketa tanah, tetapi juga dugaan penggelapan, pencucian uang, dan penyalahgunaan wewenang. Awak media berkomitmen untuk mengawal kasus ini hingga tuntas dan mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak tegas, transparan, dan melindungi hak-hak warga.

(Red/Makruf)


Editor: Adytia Damar

Lulus Seleksi Ketat BKD Sidoarjo, Silvia Pravita Ningrum Resmi Dilantik, Siap Guncang Pelayanan Publik Desa Grabagan!

 


Sidoarjo, Imparsial News – Desa Grabagan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat birokrasi pemerintahan desa. Pada Selasa (5/8/2025), Balai Desa Grabagan menjadi saksi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Silvia Pravita Ningrum, sebagai Kepala Wilayah Dusun Juwet Selatan. Acara berlangsung khidmat dan tertib, menandai babak baru dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di desa tersebut.

Prosesi pelantikan ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Grabagan, Kamadi, S.E, dan dihadiri oleh jajaran Muspika Kecamatan Tulangan, perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, seluruh perangkat desa, serta tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Kamadi memberikan ucapan selamat sekaligus tantangan berat kepada perangkat desa yang baru dilantik.

"Perangkat desa memiliki peran sentral dalam melayani masyarakat dan menggerakkan jalannya roda pemerintahan desa. Tugas perangkat desa tidak hanya administratif, tetapi juga berkaitan erat dengan pelayanan langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, dedikasi dan profesionalisme harus menjadi komitmen utama," tegas Kamadi, menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab.

Silvia Pravita Ningrum berhasil menduduki jabatan Kepala Wilayah Dusun Juwet Selatan setelah melalui serangkaian tahapan seleksi yang ketat dan terbuka, mulai dari seleksi administrasi, ujian tertulis, hingga tes komputer yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sidoarjo. Proses seleksi yang transparan ini menunjukkan komitmen Desa Grabagan dalam memilih figur terbaik untuk melayani warganya.

Camat Tulangan, Asmara Hadi, S.STP, MAP, turut hadir dan memberikan apresiasi atas kelancaran acara. Ia menekankan pentingnya sinergi antara perangkat desa, BPD, dan masyarakat. "Kami dari pihak kecamatan siap memberikan pendampingan agar pemerintahan desa berjalan efektif," ujarnya. Ia juga memberikan pesan khusus kepada Silvia: "Selalu ingat kita ini hanya sebagai pelayan masyarakat jadi berikan yang terbaik untuk masyarakat. Semoga amanah dan bertanggung jawab, jaga juga nama baik Desa Grabagan dan Kecamatan Tulangan."

Acara ditutup dengan penandatanganan berita acara, pembacaan doa, dan ramah tamah yang hangat. Dengan pelantikan ini, Pemerintah Desa Grabagan berharap struktur organisasinya semakin kuat dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik serta pelaksanaan pembangunan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

(Red/Team)


Editor: Adytia Damar

Warga Duduksampeyan Bersuara: Potongan BSU Dikembalikan, Tapi 'Takut' karena Didatangi Pamong Desa!

 


GRESIK, Imparsial News  – Dugaan pemotongan Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Desa Duduksampeyan, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, akhirnya memicu reaksi dari Pemerintah Desa. Setelah kasus ini diangkat oleh media Jurnaljawapes dan Rajawali Kompas pada Jumat (1/8/2025), Pemdes langsung menggelar musyawarah mendadak pada malam harinya.

Sebelumnya, awak media telah berupaya mengonfirmasi isu ini kepada Kepala Desa Said Sa'dan, namun tidak mendapat respons. Hal ini memunculkan pertanyaan publik mengenai transparansi Pemdes dan apakah musyawarah tersebut akan terlaksana tanpa adanya tekanan dari pemberitaan.

Seorang warga desa memberikan kesaksian bahwa setelah pemberitaan mencuat, rumahnya didatangi oleh perangkat desa, termasuk lurah, sekdes, dan kasun. BSU yang sebelumnya tidak utuh, akhirnya dibayarkan secara penuh sebesar Rp400 ribu. 

"Alhamdulillah cak, di-bangsulake artane sing 400 (Alhamdulillah, uang yang Rp400 dikembalikan)," tulis warga tersebut dalam pesan kepada wartawan.

Namun, pengembalian dana ini tidak merata. Laporan lain dari warga menyebutkan bahwa di beberapa RT, pengembalian dana hanya diberikan sebagian. Ada yang menerima penuh, namun ada pula yang hanya menerima Rp100 ribu. Fakta ini semakin memperkuat keraguan publik terhadap transparansi dan keadilan distribusi bantuan.

Abdul Aziz Wasik, Sekretaris Desa, sebelumnya telah mengakui bahwa memang terjadi potongan dalam penyaluran BSU. Namun, ia berdalih bahwa hal itu merupakan "kesalahpahaman teknis" dan berjanji akan segera mengembalikan dana tersebut.

Pemberitaan lain pada Senin (4/8/2025) sempat memuat bantahan atas adanya pemotongan dana BSU, namun pengakuan langsung dari warga mengindikasikan bahwa pemberitaan media berperan penting dalam mendorong Pemdes mengambil tindakan. Pihak redaksi menegaskan bahwa berita yang diterbitkan adalah hasil konfirmasi dan verifikasi fakta, serta menyoroti peran media sebagai pilar keempat demokrasi yang berpihak pada kebenaran.

(H. Sodiq/Har - Ed : BieWrd)