Thursday, August 7, 2025

Santri dan Polisi Bersinergi: Tanam Jagung Jadi Ladang Ketahanan Pangan.

 

MALANG, Imparsial News — Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Polresta Malang Kota menggandeng Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadi’in untuk mengikuti kegiatan tanam jagung serentak se-Jawa Timur di wilayah Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Rabu (6/8).

Kegiatan tanam jagung di lingkungan pondok pesantren ini merupakan bentuk sinergi antara Polresta Malang Kota dengan pemerintah daerah, penyuluh pertanian, tokoh agama, tokoh masyarakat, petani lokal, hingga mahasiswa.

Penanaman dilakukan di atas lahan seluas 500 meter persegi, sebagai bagian dari total lahan seluas 4.900 meter persegi milik KH A. Achmad Toha Mahfud—yang akrab disapa Gus Toha Mahfud—pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, SH, SIK, MSi, dalam keterangannya di lokasi, menyampaikan bahwa pihaknya menggandeng berbagai elemen masyarakat, khususnya generasi muda di lingkungan pondok pesantren, untuk turut berperan aktif dalam mendukung percepatan program ketahanan pangan nasional.

“Kami melibatkan pondok pesantren, tokoh agama, petani setempat, serta mahasiswa dalam kegiatan tanam jagung serentak, khususnya di wilayah Kota Malang. Kolaborasi ini menjadi salah satu bentuk nyata peran Polri dalam mendukung ketahanan pangan nasional, yang merupakan prioritas Presiden Republik Indonesia,” ujar Kombes Pol Nanang.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya percepatan pencapaian target nasional penanaman jagung seluas satu juta hektare, dengan target produksi sebesar empat juta ton.

“Kami mengajak seluruh pihak, termasuk pondok pesantren, untuk bersama-sama memanfaatkan potensi lahan yang ada—baik lahan produktif, hutan sosial, lahan baku sawah, maupun lahan milik pesantren—agar dapat dioptimalkan dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” imbuhnya.

Sebagai langkah konkret, sinergi bersama Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in diwujudkan dalam penanaman jagung secara simbolis di lahan seluas 500 meter persegi, dengan estimasi hasil panen mencapai 300 hingga 400 kilogram jagung kering pipil. Adapun lahan seluas 4.900 meter persegi lainnya juga siap ditanami ke depannya.

Gus Toha Mahfud menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia menyampaikan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan masyarakat.

“Kami merasa terhormat bisa menjadi bagian dari gerakan tanam jagung serentak ini. Insyaallah, lahan yang kami miliki akan kami optimalkan. Ini juga menjadi sarana pendidikan bagi para santri agar lebih peduli terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional,” ujar Gus Toha.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, tokoh masyarakat, petani setempat, anggota Komisi D DPRD Kota Malang, serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dari lima kecamatan se-Kota Malang.

Kolaborasi dan sinergitas antara unsur pemerintah, lembaga pendidikan keagamaan, dan masyarakat ini

Redaksi: Samsudin
Editor: Amanda
 

Kado Manis untuk Warga Gamping: Kades Lantik Dua Perangkat Baru, Hiburan Orkestra Semarakkan Acara.


 SIDOARJO, Imparsial News – Pemerintah Desa Gamping, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, telah menggelar acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dua perangkat desa baru di pendopo kantor desa. Acara berlangsung khidmat dan dihadiri jajaran Forkopimka Krian, termasuk perwakilan Kapolsek Krian, IPTU Hari S; Danramil Krian Kapten Inf Teguh; dan Camat Krian Ahmad Fauzi, S.STP., M.HP. Kehadiran para petinggi ini menunjukkan sinergi kuat antara pemerintahan desa dengan aparat keamanan serta pemerintah kecamatan.


Kepala Desa Gamping, H. Subandi, memimpin langsung prosesi pelantikan tersebut. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya pelantikan ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat struktur pemerintahan desa. Tujuannya adalah agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih maksimal dan profesional. "Semoga yang baru dilantik dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab serta mengedepankan kepentingan masyarakat," pesan H. Subandi.


Dua perangkat desa yang resmi dilantik adalah Lailatul Nur Siami sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan dan Rendi Dwi A/M Arya Z. sebagai Kepala Dusun Pekalongan. Keduanya diharapkan segera beradaptasi dengan tugas dan tanggung jawab baru mereka demi kemajuan Desa Gamping. Posisi yang vital ini menuntut mereka untuk bekerja secara optimal, tanggap terhadap kebutuhan warga, dan mampu menjadi jembatan antara pemerintah desa dengan masyarakat.


Setelah prosesi pelantikan yang penuh keseriusan, suasana berubah menjadi lebih cair dengan pertunjukan orkestra. Hiburan ini tidak hanya menjadi wujud rasa syukur atas kelancaran acara, tetapi juga simbol kebersamaan seluruh elemen desa. Perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga bersatu dalam menyambut era baru kepemimpinan yang diharapkan membawa angin segar bagi Desa Gamping.


Dengan dilantiknya perangkat baru ini, diharapkan pelayanan publik di Desa Gamping akan meningkat secara signifikan. Sinergi antara perangkat desa, Forkopimka, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan mampu menjawab setiap kebutuhan warganya. Pelantikan ini bukan sekadar seremoni, melainkan komitmen nyata untuk membangun desa yang lebih baik.


(Jpg/Red- Bwrd/Ed)

Maling Bermodus Baru: Sasar Masjid dan Sekolah, Warga Sumurgenuk Tuntut Keamanan Segera Dipulihkan.


 LAMONGAN,Radar CNN Online – Serangkaian aksi pencurian yang marak terjadi di Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, telah menimbulkan keresahan di kalangan warga. Aksi kejahatan ini menyasar tempat-tempat yang minim penjagaan dan sepi, terutama pada malam hari, seperti masjid dan sekolah, membuat warga merasa tidak aman.


Aksi pencurian terakhir terjadi di MI Madrasah Islamiyah pada Rabu (7/8/2025) malam. Kejadian ini baru diketahui pada keesokan harinya, Kamis (8/8/2025), saat petugas kebersihan menemukan pintu ruangan sudah dalam kondisi jebol dan gembok rusak bekas dicongkel. "Gembok pintu sudah jebol bekas dicongkel, lalu dalam ruangan semua laci dibuka dan kotak hitam milik sekolah hilang," ujar salah satu saksi di lokasi. Saksi menduga barang yang diambil hanya uang tunai yang tersimpan di dalam kotak.


Menurut Sutikno, seorang warga Desa Sumurgenuk, aksi ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Dalam waktu yang berdekatan, ia mencatat sudah ada 3-4 kali pencurian serupa. "Berturut-turut, pertama terjadi pencurian kotak amal Masjid Nurul Ihsan, lalu selang tiga hari terjadi lagi di Masjid Al-Hikmah, dan dua hari kemudian terjadi di MI Madrasah Islamiyah," ungkap Sutikno. Ia juga menyebutkan adanya laporan kehilangan ternak milik warga, seperti ayam dan bebek.


Kondisi ini membuat masyarakat geram dan mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keresahannya. "Tentu kita resah, ini tidak boleh dibiarkan, harus segera dihentikan. Kalau bisa, ditangkap siapa malingnya," tegasnya. Ia menambahkan, warga sangat berharap adanya langkah cepat, baik dari aparat desa maupun kepolisian, untuk menangani kasus ini, termasuk tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.


Sinergi antara semua pihak, termasuk aparat desa, penegak hukum, dan masyarakat, menjadi kunci untuk menciptakan kembali kondisi desa yang kondusif, aman, dan nyaman. Pihak berwajib diharapkan tidak hanya memproses laporan, tetapi juga meningkatkan patroli dan pengawasan di titik-titik rawan, sehingga ketenangan warga dapat kembali pulih dan para pelaku dapat segera ditangkap.

(Sutopo/BieWrd)

Wednesday, August 6, 2025

LIM-BPPN Desak Audit Total! Diduga Korupsi Dana BOS di SMPN 2 Tragah, Honor Fiktif Rp 80 Juta Tercium.

BANGKALAN, Imparsial News – Dugaan penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kembali menjadi sorotan. Kali ini, SMPN 2 Tragah, Kabupaten Bangkalan, dituding melakukan praktik penyimpangan serius yang terungkap dari kondisi gedung sekolah yang memprihatinkan. Investigasi yang dilakukan oleh Lembaga Indonesia Maju-Badan Pengawas Pengelolaan Negara (LIM-BPPN) menemukan adanya sejumlah ruang kelas dan fasilitas sanitasi yang dibiarkan rusak parah, padahal setiap tahun sekolah ini rutin menerima dana BOS untuk pemeliharaan.


Fahrizal, perwakilan dari LIM-BPPN, mengungkapkan bahwa hasil investigasi mereka menemukan dua ruang kelas dan satu kamar mandi siswa yang kondisinya sangat tidak layak pakai. "Bangunan tersebut seolah tidak pernah tersentuh perawatan. Padahal, dana BOS dianggarkan setiap tahun, termasuk untuk pemeliharaan gedung. Ini jelas menimbulkan dugaan kuat adanya kesengajaan pembiaran," tegas Fahrizal. Ia menilai, kondisi ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga menyangkut hak siswa untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang aman dan layak.


Menindaklanjuti temuan ini, LIM-BPPN telah melayangkan somasi pertama kepada pihak sekolah. Namun, jawaban dari Suparni, Plt. Kepala Sekolah SMPN 2 Tragah, dinilai tidak substansial. Suparni beralasan bahwa dirinya tidak terlalu paham dengan penggunaan dana BOS tahun 2023–2024 karena baru menjabat. "Yang lebih tahu adalah kepala sekolah sebelumnya," kilahnya. Penjelasan ini justru menimbulkan pertanyaan besar, mengapa seorang Plt. Kepala Sekolah tidak memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi keuangan dan aset di institusi yang ia pimpin.


Sementara itu, Abdurrahem, S.E., Wakil Kepala Sekolah, berdalih bahwa bangunan rusak tersebut memang sengaja tidak dirawat karena jumlah siswa yang minim dan kondisi kerusakan yang sudah parah. Menurutnya, mengalokasikan dana BOS untuk perbaikan tidak lagi memungkinkan. Namun, Fahrizal menanggapi argumen ini dengan keras. "Status rusak parah tidak serta-merta menghapus kewajiban perawatan. Jika setiap tahun tetap dianggarkan tapi tidak ada tindakan, itu masuk indikasi pelanggaran," tegasnya. Ia menambahkan, pembiaran ini mengindikasikan adanya indikasi pelanggaran yang harus segera diusut.


Selain masalah fisik gedung, LIM-BPPN juga menemukan kejanggalan dalam alokasi dana BOS untuk honorarium guru. SMPN 2 Tragah memiliki 16 guru, dengan 15 di antaranya berstatus ASN dan hanya satu non-ASN. Namun, laporan BOS tahun 2024 menunjukkan adanya alokasi honorarium sebesar Rp80 juta. Hal ini bertentangan dengan Permendikbudristek Nomor 63 Tahun 2022, yang secara tegas melarang penggunaan dana BOS untuk honor guru ASN.


"Pertanyaannya, kepada siapa dana Rp80 juta itu diberikan? Jika mayoritas guru adalah ASN dan hanya ada satu non-ASN, maka penggunaan dana ini patut dicurigai," kata Fahrizal dengan nada skeptis. Kejanggalan ini menjadi bukti kuat bahwa dugaan penyimpangan dana BOS di SMPN 2 Tragah tidak hanya sebatas pemeliharaan, tetapi juga melibatkan alokasi keuangan yang tidak sesuai regulasi.


Hingga saat ini, pihak SMPN 2 Tragah belum memberikan klarifikasi yang rinci dan transparan terkait penggunaan dana BOS tahun 2023–2024. Pihak LIM-BPPN mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan untuk segera melakukan audit menyeluruh. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk memastikan setiap rupiah dana publik benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan, bukan untuk kepentingan pribadi.


(Red/MzL - Ed/BieWrd)

 

Wong Bodho Bikin Heboh! Haul Mbah Zaenal Abidin Jadi Magnet Ribuan Orang, Dapur Umum Jadi Saksi Kekuatan Sedekah!

 


Gresik, Imparsial News – Selasa (05/07/2025). Ribuan pasang mata dari berbagai penjuru Jawa Timur tumpah ruah di alun-alun "Wong Bodho" Pondok Mburi, Desa Sidowungu, Menganti, Gresik. Pada 5 Agustus 2025, mereka berkumpul untuk menghadiri Haul Agung Mbah Zaenal Abidin yang tak hanya khidmat, tetapi juga sarat dengan kegiatan sosial yang menginspirasi. Acara ini tak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh agama ternama, tetapi juga mengusung semangat gotong royong yang luar biasa.

Rangkaian acara diawali dengan sunatan massal gratis yang diikuti oleh 200 peserta dari berbagai desa se-Kabupaten Gresik dan sekitarnya. "Ini adalah wujud nyata kepedulian kami kepada masyarakat," ungkap Gus Janoko, selaku ketua panitia.

Puncak acara, yaitu pengajian umum, dihadiri oleh ulama-ulama kharismatik seperti Gus Abas dari Buntet Cirebon dan Gus Gendeng dari Kediri. Kehadiran mereka memantik antusiasme ribuan jamaah yang datang dari Gresik, Jombang, Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Malang, hingga Banyuwangi. Suasana semakin khidmat dengan kehadiran anggota Perjuangan Walisongo Laskar Sabilillah (PWI LS) se-Jawa Timur, kyai sesepuh se-Kabupaten Gresik, Camat Menganti, serta tokoh masyarakat setempat.

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah Dapur Umum "Wong Bodho". Menurut Gus Pilin, selaku ketua pawon (dapur umum) Wong Bodho, mereka menyajikan makan dan minum gratis sebanyak 8.000 porsi untuk umum. Gus Muhamad Sukoiri S.H., pendiri sekaligus pengasuh Wong Bodho Pondok Mburi, menegaskan bahwa dapur umum ini konsisten dibuka setiap Haul Mbah Zaenal Abidin, sebuah tradisi berbagi yang tak pernah lekang oleh waktu.

Gus Sukoiri, selaku tuan rumah, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada aparat keamanan dari Kepolisian, Kodim, Polsek, dan Koramil yang telah membantu pengamanan hingga acara berjalan tertib dan aman. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sidowungu dan para relawan dari Passer, PSHW, dan PWI LS yang ikut mensukseskan acara. "Alhamdulillah, situasi kondusif dan masyarakat tertib selama prosesi berlangsung," tutur Gus Janoko.

Haul agung ini tidak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga sebuah manifestasi kekuatan masyarakat dalam bergotong royong dan berbagi, membuktikan bahwa semangat persaudaraan dan keikhlasan masih sangat kental di Gresik.

(Red/Riawan)


Editor: Adytia Damar

Setelah Viral, Dugaan Pungli Dana BSU Picu Rapat Darurat Tengah Malam di Balai Desa.

 

Gresik, Imparsial News — Kelanjutan skandal pemotongan Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Desa Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, kini memasuki babak baru. Setelah pemberitaan mengenai praktik tidak etis tersebut viral, jajaran pemerintah desa diduga panik dan secara mendadak menggelar rapat pada waktu yang tidak lazim.

Informasi dari sumber internal menyebutkan, rapat tersebut berlangsung hampir tengah malam di Balai Desa, hanya beberapa jam setelah pemberitaan mencuat ke publik.

Ketua PAC Barisan Relawan Nusantara Raya (BRNR), Suwari, membenarkan adanya pertemuan darurat itu.

“Biasanya rapat paling malam jam 8 malam, tapi ini hampir tengah malam. Wajah-wajah panik terlihat jelas, bahkan ada yang saling menyalahkan,” ungkapnya.

Rapat yang digelar secara diam-diam di luar jam operasional resmi pemerintahan ini memicu berbagai spekulasi. Banyak pihak menduga bahwa pertemuan tersebut bukan sekadar klarifikasi internal, melainkan langkah darurat untuk menutup jejak atau mengatur narasi terkait skandal yang telah tersebar luas.

Sebelumnya, sejumlah warga penerima BSU mengaku diminta “setoran balik” oleh oknum perangkat desa. Setelah kasus ini dibongkar oleh aktivis BRNR, sebagian dana disebut telah dikembalikan. Namun, proses pengembalian dinilai tidak merata—baik dari segi jumlah maupun kepada siapa saja yang menerima.

Lebih mengejutkan, tim investigasi mendapat informasi bahwa malam sebelum proses pengembalian dana, sejumlah rumah warga didatangi oleh perangkat desa, termasuk lurah, sekdes, dan kepala dusun. Diduga mereka mendesak warga untuk tidak memperpanjang masalah. Tekanan dari ormas dan media menyebabkan sebagian BSU akhirnya dibayarkan penuh.

Namun, di beberapa RT, hanya sebagian kecil dana yang dikembalikan, bahkan ada warga yang tidak menerima pengembalian sama sekali.

Sekretaris Desa Duduksampeyan, Abdul Aziz Wasik, sebelumnya sempat mengakui adanya pemotongan BSU, tetapi berdalih bahwa hal tersebut merupakan “kesalahpahaman teknis”. Ia berjanji bahwa dana akan dikembalikan.

Namun, Ketua PAC BRNR Suwari menilai hal tersebut tidak cukup.

“Wong maling pitik saja kalau ketahuan bisa dipukuli dan dihukum. Ini uang rakyat, kok cuma dikembalikan begitu saja tanpa proses hukum? Ini bentuk pengkhianatan,” tegasnya.

Hasil investigasi terbaru tim BUSER pada Rabu (6/8/2025) menguatkan dugaan bahwa telah terjadi praktik terorganisir. Rapat tengah malam, penolakan klarifikasi dari perangkat desa, serta inkonsistensi pengembalian dana memperkuat asumsi bahwa permasalahan ini lebih dalam dari yang terlihat.

Saat wartawan mendatangi kantor desa, beberapa perangkat desa seperti Kasipem dan Kaur Umum enggan memberikan keterangan. Mereka berdalih tidak mengetahui soal dana BSU dan meminta wartawan menunggu Sekretaris Desa atau Kepala Desa yang dinilai lebih berwenang menjawab.

Yang mencolok, pembenahan baru dilakukan setelah ada tekanan dari media dan masyarakat. Hal ini menimbulkan pertanyaan:

"Jika tidak ada yang membongkar, apakah pemotongan dana BSU ini akan terus dibiarkan begitu saja?"

Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, S.E., M.M., S.H., mengecam keras tindakan tersebut.

“Setiap bentuk pemotongan bantuan rakyat, apa pun alasannya, adalah tindakan pungli dan pengkhianatan terhadap rakyat kecil. Aparat penegak hukum harus segera bertindak,” tegasnya.

Saat dikonfirmasi pada 6 Agustus 2025, pihak kecamatan menyatakan bahwa mereka belum menerima laporan resmi dan meminta agar konfirmasi langsung diarahkan kepada Kepala Desa Duduksampeyan.

Kini, tim BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID masih menunggu klarifikasi lanjutan dari pihak pemerintah desa. Sementara itu, relawan dan aktivis terus melakukan pengawasan dan pendalaman kasus.

Skandal ini belum berakhir. Komitmen publik dalam mengawal kasus ini tetap menyala.

Bukan hanya uang rakyat yang dipertaruhkan, tetapi juga keadilan. Jika tidak ditindak, skandal serupa hanya tinggal menunggu waktu untuk kembali muncul di tempat dan wajah yang berbeda.

Redaksi: Iyan Gresik
Redaksi: Amanda
 

Esport hingga Lomba Mancing, Kecamatan Sepatan Hadirkan Gebyar HUT RI ke-80.

 

Kabupaten Tangerang, Imparsial News — Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, menggelar turnamen esport Mobile Legends bertajuk Camat Cup Sepatan 2025. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada 14–15 Agustus 2025 pukul 19.30 WIB di Aula Kantor Kecamatan Sepatan.

Turnamen ini dikhususkan untuk warga Kecamatan Sepatan yang memiliki KTP Sepatan, dan digelar secara gratis tanpa pungutan biaya. Pemerintah Kecamatan berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang partisipasi dan hiburan bagi warga, khususnya generasi muda.

Camat Sepatan, Aan Ansori, S.E., S.IP., M.Si., menyampaikan bahwa Camat Cup Sepatan 2025 merupakan bagian dari rangkaian lomba yang digelar dalam menyambut HUT RI ke-80. Turnamen ini juga bertujuan untuk mewadahi potensi pemuda di bidang digital dan kompetitif.

“Esport bukan sekadar permainan, melainkan sarana untuk mengasah strategi, kerja tim, dan mental kompetitif. Lewat kegiatan ini, kami ingin menjauhkan pemuda dari hal-hal negatif serta memberikan ruang positif untuk berkembang,” ujarnya.

Selain turnamen Mobile Legends, Kecamatan Sepatan juga akan menggelar Fishing Tournament pada 17 Agustus 2025 pukul 10.00 WIB, bertempat di kolam ikan Kantor Kecamatan Sepatan. Sekitar 200 ekor ikan emas akan dilepas, dan acara ini juga gratis serta khusus bagi warga yang memiliki Kartu Keluarga Kecamatan Sepatan.

Aan Ansori menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi juga sebagai sarana mempererat kebersamaan antarwarga dalam semangat kemerdekaan.

Redaksi: Yusuf
Editor: Amanda