Thursday, August 7, 2025

Pembangunan di Lahan Irigasi? Audiensi Bedah Rumah Desa Cikande Tuai Polemik.

 

Tangerang, Imparsial News — Audiensi terbuka digelar di aula rapat Kantor Kecamatan Jayanti pada Kamis (07/08/2025), guna membahas dugaan penyalahgunaan pelaksanaan program bedah rumah di Desa Cikande, Kecamatan Jayanti. Program tersebut diduga bermasalah karena pembangunan dilakukan di atas lahan pengairan tanpa prosedur administrasi yang sah, meskipun menggunakan dana desa.

Audiensi ini dihadiri oleh unsur Pemerintah Desa Cikande, perwakilan Kecamatan Jayanti (Sekretaris Camat), Tim Media Center Jayanti, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Seroja Indonesia, yang dipimpin langsung oleh Ketua LSM Seroja, Taslim Wirawan.

Dalam forum tersebut, LSM Seroja menegaskan bahwa mereka telah melayangkan surat resmi pada 29 Juli 2025 kepada Pemerintah Desa Cikande dan pihak Kecamatan Jayanti, yang berisi permintaan klarifikasi terkait dugaan kekacauan administrasi dan indikasi penyalahgunaan wewenang dalam program bedah rumah tersebut.

“Kami dari LSM Seroja Indonesia menilai pelaksanaan program ini tidak sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik. Banyak penerima tidak jelas status tanahnya, bahkan dibangun di atas tanah pengairan. Kami mendesak keterbukaan informasi publik agar seluruh proses diketahui masyarakat,” tegas Taslim dalam audiensi.

Ia juga menyoroti pentingnya penegakan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana negara.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan dari Pemerintah Desa dan Kecamatan Jayanti menyatakan bahwa pelaksanaan program tetap dilandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan. Mereka menekankan bahwa bantuan diberikan dengan pertimbangan kondisi penerima manfaat yang dinilai sangat membutuhkan.

Namun, LSM Seroja menilai bahwa "nilai kemanusiaan" tidak dapat dijadikan alasan untuk mengabaikan prosedur hukum dan administrasi yang berlaku.

Pihak Kecamatan Jayanti melalui Sekretaris Camat menyampaikan bahwa mereka akan segera menindaklanjuti laporan tersebut, termasuk melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak terkait, baik dari jajaran perangkat desa maupun pelaksana teknis program.

Sementara itu, Tim Media Center Jayanti menyatakan komitmennya untuk mengawal proses ini secara terbuka, objektif, dan profesional, serta memastikan masyarakat mendapat akses atas informasi yang seharusnya publik.

Audiensi ini menjadi momen penting dalam mendorong transparansi, pengawasan publik, serta penegakan tata kelola pemerintahan yang baik dalam setiap pelaksanaan program berbasis anggaran negara.

Redaksi: MRAW
Editor: Amanda

Meriah dan Khidmat, Sedekah Bumi Dusun Delikguno Jadi Simbol Syukur kepada Alam.

  

LAMONGAN, Imparsial News  Tradisi Sedekah Bumi di Dusun Delikguno, Desa Pengumbulanadi, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, kembali digelar meriah dan penuh makna pada Kamis Legi, 7 Agustus 2025. Acara adat tahunan ini disambut antusias oleh warga sebagai wujud rasa syukur atas limpahan hasil bumi sekaligus bentuk pelestarian budaya leluhur.

Sedekah bumi di Dusun Delikguno bukan sekadar seremoni biasa, melainkan ritual sakral yang telah diwariskan secara turun-temurun sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan Sang Pencipta. Acara ini menjadi simbol identitas budaya masyarakat yang masih terjaga hingga kini.

Rangkaian Acara Tradisi

Kegiatan diawali dengan gotong royong membersihkan dusun, pembagian makanan dan hasil bumi kepada warga sekitar, hingga pelaksanaan ritual keagamaan yang berlangsung khidmat.

Semangat kebersamaan makin terasa saat warga berbondong-bondong menyaksikan pertunjukan seni tradisional seperti Ringgit PurwoCampursariTari Remo, hingga pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Suyatno dari Jombang.
Pertunjukan wayang digelar dalam dua sesi, yaitu:

  • Siang hari dengan lakon "Petruk Dadi Ratu"

  • Malam hari dengan lakon "Mudune Wahyu Trojali", yang bermakna perebutan anugerah atau wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa.

Acara ini turut dihadiri Kepala Desa Pengumbulanadi Agus Choirul Anam, SE, beserta perangkat desa, Babinsa, Kamtibmas, para tokoh masyarakat, dan seluruh warga dusun.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Riduwan mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga atas partisipasi aktif dalam menyukseskan acara sedekah bumi secara gotong royong dan penuh semangat kekeluargaan.

Sementara itu, Mbah Salam, salah satu tokoh adat setempat, mengungkapkan bahwa tradisi ini telah ada sejak zaman nenek moyang dan tetap dilestarikan hingga saat ini.

“Tradisi sedekah bumi ini biasanya dilakukan dengan bersih-bersih desa dan syukuran sebagai bentuk penghormatan kepada bumi. Kami berharap keberkahan dan ketentraman terus mengiringi warga. Gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo,” ujarnya dengan nada serius.

Senada dengan itu, Kepala Dusun Delikguno Achmad Nuruddin, yang akrab disapa Pak Polo Udin, menegaskan pentingnya menjaga kelestarian tradisi ini agar terus memberikan berkah dan panen melimpah bagi masyarakat.

“Alhamdulillah, sedekah bumi masih lestari hingga kini. Ini adalah bentuk rasa syukur kepada alam dan Sang Pencipta. Semoga acara ini terus berjalan lancar dan memberi keberkahan untuk kita semua,” tuturnya.

Makna Sakral dan Nilai Pelestarian Alam

Lebih dari sekadar acara adat, sedekah bumi mengandung nilai-nilai spiritual dan filosofi luhur. Ia menjadi simbol penghormatan kepada Ibu Pertiwi serta pengingat pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai sumber kehidupan.

Tradisi ini juga mempererat solidaritas antarmasyarakat, memperkuat nilai gotong royong, dan menjadi wujud nyata hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.

Dengan semangat kebersamaan dan warisan budaya yang dijaga dengan sepenuh hati, Dusun Delikguno menjadi contoh bagaimana budaya lokal dapat menjadi kekuatan untuk merawat harmoni kehidupan yang berkelanjutan.

Redaksi: Adji Handoyo
Editor: Amanda

Santri dan Polisi Bersinergi: Tanam Jagung Jadi Ladang Ketahanan Pangan.

 

MALANG, Imparsial News — Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Polresta Malang Kota menggandeng Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadi’in untuk mengikuti kegiatan tanam jagung serentak se-Jawa Timur di wilayah Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Rabu (6/8).

Kegiatan tanam jagung di lingkungan pondok pesantren ini merupakan bentuk sinergi antara Polresta Malang Kota dengan pemerintah daerah, penyuluh pertanian, tokoh agama, tokoh masyarakat, petani lokal, hingga mahasiswa.

Penanaman dilakukan di atas lahan seluas 500 meter persegi, sebagai bagian dari total lahan seluas 4.900 meter persegi milik KH A. Achmad Toha Mahfud—yang akrab disapa Gus Toha Mahfud—pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, SH, SIK, MSi, dalam keterangannya di lokasi, menyampaikan bahwa pihaknya menggandeng berbagai elemen masyarakat, khususnya generasi muda di lingkungan pondok pesantren, untuk turut berperan aktif dalam mendukung percepatan program ketahanan pangan nasional.

“Kami melibatkan pondok pesantren, tokoh agama, petani setempat, serta mahasiswa dalam kegiatan tanam jagung serentak, khususnya di wilayah Kota Malang. Kolaborasi ini menjadi salah satu bentuk nyata peran Polri dalam mendukung ketahanan pangan nasional, yang merupakan prioritas Presiden Republik Indonesia,” ujar Kombes Pol Nanang.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya percepatan pencapaian target nasional penanaman jagung seluas satu juta hektare, dengan target produksi sebesar empat juta ton.

“Kami mengajak seluruh pihak, termasuk pondok pesantren, untuk bersama-sama memanfaatkan potensi lahan yang ada—baik lahan produktif, hutan sosial, lahan baku sawah, maupun lahan milik pesantren—agar dapat dioptimalkan dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” imbuhnya.

Sebagai langkah konkret, sinergi bersama Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in diwujudkan dalam penanaman jagung secara simbolis di lahan seluas 500 meter persegi, dengan estimasi hasil panen mencapai 300 hingga 400 kilogram jagung kering pipil. Adapun lahan seluas 4.900 meter persegi lainnya juga siap ditanami ke depannya.

Gus Toha Mahfud menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia menyampaikan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan masyarakat.

“Kami merasa terhormat bisa menjadi bagian dari gerakan tanam jagung serentak ini. Insyaallah, lahan yang kami miliki akan kami optimalkan. Ini juga menjadi sarana pendidikan bagi para santri agar lebih peduli terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional,” ujar Gus Toha.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, tokoh masyarakat, petani setempat, anggota Komisi D DPRD Kota Malang, serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dari lima kecamatan se-Kota Malang.

Kolaborasi dan sinergitas antara unsur pemerintah, lembaga pendidikan keagamaan, dan masyarakat ini

Redaksi: Samsudin
Editor: Amanda
 

Kado Manis untuk Warga Gamping: Kades Lantik Dua Perangkat Baru, Hiburan Orkestra Semarakkan Acara.


 SIDOARJO, Imparsial News – Pemerintah Desa Gamping, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, telah menggelar acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dua perangkat desa baru di pendopo kantor desa. Acara berlangsung khidmat dan dihadiri jajaran Forkopimka Krian, termasuk perwakilan Kapolsek Krian, IPTU Hari S; Danramil Krian Kapten Inf Teguh; dan Camat Krian Ahmad Fauzi, S.STP., M.HP. Kehadiran para petinggi ini menunjukkan sinergi kuat antara pemerintahan desa dengan aparat keamanan serta pemerintah kecamatan.


Kepala Desa Gamping, H. Subandi, memimpin langsung prosesi pelantikan tersebut. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya pelantikan ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat struktur pemerintahan desa. Tujuannya adalah agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih maksimal dan profesional. "Semoga yang baru dilantik dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab serta mengedepankan kepentingan masyarakat," pesan H. Subandi.


Dua perangkat desa yang resmi dilantik adalah Lailatul Nur Siami sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan dan Rendi Dwi A/M Arya Z. sebagai Kepala Dusun Pekalongan. Keduanya diharapkan segera beradaptasi dengan tugas dan tanggung jawab baru mereka demi kemajuan Desa Gamping. Posisi yang vital ini menuntut mereka untuk bekerja secara optimal, tanggap terhadap kebutuhan warga, dan mampu menjadi jembatan antara pemerintah desa dengan masyarakat.


Setelah prosesi pelantikan yang penuh keseriusan, suasana berubah menjadi lebih cair dengan pertunjukan orkestra. Hiburan ini tidak hanya menjadi wujud rasa syukur atas kelancaran acara, tetapi juga simbol kebersamaan seluruh elemen desa. Perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga bersatu dalam menyambut era baru kepemimpinan yang diharapkan membawa angin segar bagi Desa Gamping.


Dengan dilantiknya perangkat baru ini, diharapkan pelayanan publik di Desa Gamping akan meningkat secara signifikan. Sinergi antara perangkat desa, Forkopimka, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan mampu menjawab setiap kebutuhan warganya. Pelantikan ini bukan sekadar seremoni, melainkan komitmen nyata untuk membangun desa yang lebih baik.


(Jpg/Red- Bwrd/Ed)

Maling Bermodus Baru: Sasar Masjid dan Sekolah, Warga Sumurgenuk Tuntut Keamanan Segera Dipulihkan.


 LAMONGAN,Radar CNN Online – Serangkaian aksi pencurian yang marak terjadi di Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, telah menimbulkan keresahan di kalangan warga. Aksi kejahatan ini menyasar tempat-tempat yang minim penjagaan dan sepi, terutama pada malam hari, seperti masjid dan sekolah, membuat warga merasa tidak aman.


Aksi pencurian terakhir terjadi di MI Madrasah Islamiyah pada Rabu (7/8/2025) malam. Kejadian ini baru diketahui pada keesokan harinya, Kamis (8/8/2025), saat petugas kebersihan menemukan pintu ruangan sudah dalam kondisi jebol dan gembok rusak bekas dicongkel. "Gembok pintu sudah jebol bekas dicongkel, lalu dalam ruangan semua laci dibuka dan kotak hitam milik sekolah hilang," ujar salah satu saksi di lokasi. Saksi menduga barang yang diambil hanya uang tunai yang tersimpan di dalam kotak.


Menurut Sutikno, seorang warga Desa Sumurgenuk, aksi ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Dalam waktu yang berdekatan, ia mencatat sudah ada 3-4 kali pencurian serupa. "Berturut-turut, pertama terjadi pencurian kotak amal Masjid Nurul Ihsan, lalu selang tiga hari terjadi lagi di Masjid Al-Hikmah, dan dua hari kemudian terjadi di MI Madrasah Islamiyah," ungkap Sutikno. Ia juga menyebutkan adanya laporan kehilangan ternak milik warga, seperti ayam dan bebek.


Kondisi ini membuat masyarakat geram dan mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keresahannya. "Tentu kita resah, ini tidak boleh dibiarkan, harus segera dihentikan. Kalau bisa, ditangkap siapa malingnya," tegasnya. Ia menambahkan, warga sangat berharap adanya langkah cepat, baik dari aparat desa maupun kepolisian, untuk menangani kasus ini, termasuk tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.


Sinergi antara semua pihak, termasuk aparat desa, penegak hukum, dan masyarakat, menjadi kunci untuk menciptakan kembali kondisi desa yang kondusif, aman, dan nyaman. Pihak berwajib diharapkan tidak hanya memproses laporan, tetapi juga meningkatkan patroli dan pengawasan di titik-titik rawan, sehingga ketenangan warga dapat kembali pulih dan para pelaku dapat segera ditangkap.

(Sutopo/BieWrd)

Wednesday, August 6, 2025

LIM-BPPN Desak Audit Total! Diduga Korupsi Dana BOS di SMPN 2 Tragah, Honor Fiktif Rp 80 Juta Tercium.

BANGKALAN, Imparsial News – Dugaan penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kembali menjadi sorotan. Kali ini, SMPN 2 Tragah, Kabupaten Bangkalan, dituding melakukan praktik penyimpangan serius yang terungkap dari kondisi gedung sekolah yang memprihatinkan. Investigasi yang dilakukan oleh Lembaga Indonesia Maju-Badan Pengawas Pengelolaan Negara (LIM-BPPN) menemukan adanya sejumlah ruang kelas dan fasilitas sanitasi yang dibiarkan rusak parah, padahal setiap tahun sekolah ini rutin menerima dana BOS untuk pemeliharaan.


Fahrizal, perwakilan dari LIM-BPPN, mengungkapkan bahwa hasil investigasi mereka menemukan dua ruang kelas dan satu kamar mandi siswa yang kondisinya sangat tidak layak pakai. "Bangunan tersebut seolah tidak pernah tersentuh perawatan. Padahal, dana BOS dianggarkan setiap tahun, termasuk untuk pemeliharaan gedung. Ini jelas menimbulkan dugaan kuat adanya kesengajaan pembiaran," tegas Fahrizal. Ia menilai, kondisi ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga menyangkut hak siswa untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang aman dan layak.


Menindaklanjuti temuan ini, LIM-BPPN telah melayangkan somasi pertama kepada pihak sekolah. Namun, jawaban dari Suparni, Plt. Kepala Sekolah SMPN 2 Tragah, dinilai tidak substansial. Suparni beralasan bahwa dirinya tidak terlalu paham dengan penggunaan dana BOS tahun 2023–2024 karena baru menjabat. "Yang lebih tahu adalah kepala sekolah sebelumnya," kilahnya. Penjelasan ini justru menimbulkan pertanyaan besar, mengapa seorang Plt. Kepala Sekolah tidak memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi keuangan dan aset di institusi yang ia pimpin.


Sementara itu, Abdurrahem, S.E., Wakil Kepala Sekolah, berdalih bahwa bangunan rusak tersebut memang sengaja tidak dirawat karena jumlah siswa yang minim dan kondisi kerusakan yang sudah parah. Menurutnya, mengalokasikan dana BOS untuk perbaikan tidak lagi memungkinkan. Namun, Fahrizal menanggapi argumen ini dengan keras. "Status rusak parah tidak serta-merta menghapus kewajiban perawatan. Jika setiap tahun tetap dianggarkan tapi tidak ada tindakan, itu masuk indikasi pelanggaran," tegasnya. Ia menambahkan, pembiaran ini mengindikasikan adanya indikasi pelanggaran yang harus segera diusut.


Selain masalah fisik gedung, LIM-BPPN juga menemukan kejanggalan dalam alokasi dana BOS untuk honorarium guru. SMPN 2 Tragah memiliki 16 guru, dengan 15 di antaranya berstatus ASN dan hanya satu non-ASN. Namun, laporan BOS tahun 2024 menunjukkan adanya alokasi honorarium sebesar Rp80 juta. Hal ini bertentangan dengan Permendikbudristek Nomor 63 Tahun 2022, yang secara tegas melarang penggunaan dana BOS untuk honor guru ASN.


"Pertanyaannya, kepada siapa dana Rp80 juta itu diberikan? Jika mayoritas guru adalah ASN dan hanya ada satu non-ASN, maka penggunaan dana ini patut dicurigai," kata Fahrizal dengan nada skeptis. Kejanggalan ini menjadi bukti kuat bahwa dugaan penyimpangan dana BOS di SMPN 2 Tragah tidak hanya sebatas pemeliharaan, tetapi juga melibatkan alokasi keuangan yang tidak sesuai regulasi.


Hingga saat ini, pihak SMPN 2 Tragah belum memberikan klarifikasi yang rinci dan transparan terkait penggunaan dana BOS tahun 2023–2024. Pihak LIM-BPPN mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan untuk segera melakukan audit menyeluruh. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk memastikan setiap rupiah dana publik benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan, bukan untuk kepentingan pribadi.


(Red/MzL - Ed/BieWrd)

 

Wong Bodho Bikin Heboh! Haul Mbah Zaenal Abidin Jadi Magnet Ribuan Orang, Dapur Umum Jadi Saksi Kekuatan Sedekah!

 


Gresik, Imparsial News – Selasa (05/07/2025). Ribuan pasang mata dari berbagai penjuru Jawa Timur tumpah ruah di alun-alun "Wong Bodho" Pondok Mburi, Desa Sidowungu, Menganti, Gresik. Pada 5 Agustus 2025, mereka berkumpul untuk menghadiri Haul Agung Mbah Zaenal Abidin yang tak hanya khidmat, tetapi juga sarat dengan kegiatan sosial yang menginspirasi. Acara ini tak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh agama ternama, tetapi juga mengusung semangat gotong royong yang luar biasa.

Rangkaian acara diawali dengan sunatan massal gratis yang diikuti oleh 200 peserta dari berbagai desa se-Kabupaten Gresik dan sekitarnya. "Ini adalah wujud nyata kepedulian kami kepada masyarakat," ungkap Gus Janoko, selaku ketua panitia.

Puncak acara, yaitu pengajian umum, dihadiri oleh ulama-ulama kharismatik seperti Gus Abas dari Buntet Cirebon dan Gus Gendeng dari Kediri. Kehadiran mereka memantik antusiasme ribuan jamaah yang datang dari Gresik, Jombang, Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Malang, hingga Banyuwangi. Suasana semakin khidmat dengan kehadiran anggota Perjuangan Walisongo Laskar Sabilillah (PWI LS) se-Jawa Timur, kyai sesepuh se-Kabupaten Gresik, Camat Menganti, serta tokoh masyarakat setempat.

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah Dapur Umum "Wong Bodho". Menurut Gus Pilin, selaku ketua pawon (dapur umum) Wong Bodho, mereka menyajikan makan dan minum gratis sebanyak 8.000 porsi untuk umum. Gus Muhamad Sukoiri S.H., pendiri sekaligus pengasuh Wong Bodho Pondok Mburi, menegaskan bahwa dapur umum ini konsisten dibuka setiap Haul Mbah Zaenal Abidin, sebuah tradisi berbagi yang tak pernah lekang oleh waktu.

Gus Sukoiri, selaku tuan rumah, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada aparat keamanan dari Kepolisian, Kodim, Polsek, dan Koramil yang telah membantu pengamanan hingga acara berjalan tertib dan aman. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sidowungu dan para relawan dari Passer, PSHW, dan PWI LS yang ikut mensukseskan acara. "Alhamdulillah, situasi kondusif dan masyarakat tertib selama prosesi berlangsung," tutur Gus Janoko.

Haul agung ini tidak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga sebuah manifestasi kekuatan masyarakat dalam bergotong royong dan berbagi, membuktikan bahwa semangat persaudaraan dan keikhlasan masih sangat kental di Gresik.

(Red/Riawan)


Editor: Adytia Damar