Lamongan, Imparsial News — Sebuah skandal penipuan berkedok ziarah fiktif mengguncang Lamongan, menyeret nama "Yak Widhi" sebagai terduga pelaku utama. Tak hanya merugikan finansial, aksi licik ini juga membuat korban, Erna Thoatun alias Irma, harus menanggung kerugian mobil yang rusak parah tanpa pertanggungjawaban. Ironisnya, ketika awak media mencoba mengklarifikasi, Yak Widhi justru menyerang balik dengan pernyataan tak etis yang menyeret nama Bupati Lamongan!
Kasus ini berawal ketika Irma, seorang guru SDN Klotok, Kecamatan Plumpang, Tuban, berniat mengikuti ziarah ke Madura yang diiklankan oleh Yak Widhi Lamongan. Pada 13 Juni 2025, Irma mentransfer nominal Rp200 ribu ke rekening atas nama Suharjanto Widiatno (diduga nama asli Yak Widhi) untuk biaya ziarah tersebut. Namun, hingga saat ini, ziarah yang dijanjikan tak pernah terlaksana. Nominal yang kecil ini dikhawatirkan hanyalah pancingan, mengingat dugaan korban lain yang lebih banyak.
Ketika Irma mencoba menagih kejelasan pada 27 Juni 2025 di warung milik Yak Widhi di belakang Plaza Lamongan, ia justru diajak ke Surabaya dengan dalih Yak Widhi akan melakukan "syuting" entah apa. Sebuah alasan yang kini terkuak sebagai muslihat.
Sesampainya di Surabaya, drama kian pelik. Saat dikemudikan oleh Yak Widhi, mobil Irma menabrak trotoar jalan hingga bagian bemper depan rusak parah. "Yang lebih parah lagi, bemper yang sudah rusak tersebut, terpaksa jalan terus hingga sampai ke Lamongan kota," ungkap Irma, pilu.
Penderitaan Irma tak berhenti di situ. Di Surabaya, ia hanya disuruh nongkrong di halaman depan sebuah gedung, sementara Yak Widhi sibuk di dalam. "Katanya rekaman. Di sini saya merasa dikerjai dan dimanfaatkan oleh Yak Widhi," keluhnya.
Pasca kejadian, Irma berulang kali menuntut pertanggungjawaban Yak Widhi untuk biaya servis mobilnya. Namun, ia hanya diberikan janji-janji kosong. Berkali-kali bolak-balik dari Tuban ke Lamongan naik bus demi menemui Yak Widhi, ia tak pernah berhasil. Bahkan, permintaan tolong kepada penjaga warung pun tak membuahkan hasil. "Hingga hari ini hanya dijanjikan terus tanpa ada bukti, bahkan setiap kali saya WhatsApp tidak pernah dibalas," imbuh Irma, menyoroti sikap lepas tangan Yak Widhi.
Kontroversi memuncak ketika awak media mencoba mengklarifikasi langsung via WhatsApp. Bukannya memberikan keterangan, Yak Widhi justru "ngelantur ke mana-mana" dan melontarkan tudingan tak berdasar. "Alhamdulillah nyambung Pak Yes. Gimana kabarnya Pak Yes, HP ku kok pean blokir Pak YES. Susah tanya Jamula dll, Kok gak tahu. Itu profilenya Pak Yes khan?. Oalah pean ini bukan Pak Yes. Tapi timses ya?. Atau penjilat YES?. Males jawab sama orangnya YES KORUPTOR," tulis Yak Widhi dalam pesan WhatsApp-nya. Sebuah respons yang bukan hanya tidak relevan, tetapi juga sangat provokatif dan terkesan ingin mengalihkan isu.
Kasus ini menjadi bukti nyata bagaimana oknum tak bertanggung jawab bisa bersembunyi di balik kegiatan keagamaan untuk meraup keuntungan, bahkan tega merugikan korban hingga mobilnya rusak. Sikap Yak Widhi yang terkesan tak acuh dan bahkan menyerang balik media, semakin menguatkan dugaan adanya indikasi penipuan. Publik kini menanti, akankah aparat penegak hukum di Lamongan dan Tuban segera bergerak untuk mengusut tuntas skandal "ziarah fiktif" ini dan menyeret Yak Widhi ke meja hijau?
(AR.DEMIT)
Editor: Adytia Damar
No comments:
Post a Comment