Wednesday, August 27, 2025

Dugaan Permainan dalam Seleksi Sekda Kabupaten Malang Mencuat



imparsialnews.site

Malang,28/08/2025 Proses Seleksi Terbuka (Selter) calon Sekda Kabupaten Malang menuai sorotan setelah Avicenna M Sani Putra, Kepala DTPHP, gagal masuk tiga besar. Kegagalan Avicenna yang dikenal memiliki kompetensi kuat memunculkan dugaan adanya "permainan" dalam seleksi tersebut.


Sejumlah pejabat Eselon II menilai Avicenna sengaja disingkirkan lebih awal untuk membuka jalan bagi calon tertentu yang dianggap lebih lemah rivalitasnya. “Semua rekan sudah tahu arahnya ke mana,” ujar salah satu pejabat yang enggan disebutkan namanya.


Dua nama yang lolos tiga besar adalah Firmando Matondang (Kasatpol PP) dan Eko Margianto (Kadis PMD), yang dinilai tidak memiliki daya saing sekuat Avicenna. Mereka bahkan disebut hanya sebagai “pelengkap persyaratan” untuk memenuhi minimal empat peserta dalam Selter.


Pengamat menilai, jika Firmando dan Eko ingin menghindari tudingan sebagai bagian dari skenario, mereka perlu menunjukkan semangat berkompetisi, bukan sebaliknya terlihat pasrah.


Meski begitu, proses belum berakhir. Tiga nama yang lolos akan diajukan ke Mendagri, dan bisa saja terjadi kejutan jika persetujuan belum turun.


Menanggapi dugaan permainan tersebut, Kepala BKPSDM Nurman Ramdansyah menegaskan bahwa Selter berjalan objektif. “Nggak ada permainan. Semua berdasarkan hasil tes dan penilaian tim Pansel,” tegasnya.

Proses seleksi kini tinggal menunggu keputusan akhir dari Mendagri.

Potensi dugaan "permainan" dalam seleksi sekda kabupaten malang..


Gagalnya Avicenna M Sani Putra, Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP), di tiga besar Seleksi Terbuka (Selter) calon Sekda Kabupaten Malang, memperlihatkan jika pertarungan di bursa calon Sekda ini kian terlihat terang-benerang siapa yang 'bermain' dan siapa calon yang akan jadi Sekda.


Sebab, gagalnya Avicenna itu dinilai rekan sesama pejabat Eselon II bukan karena tesnya tak lebih baik dari tiga calon yang lolos itu.


Namun, ia seperti sengaja dibikin seperti itu, untuk memuluskan calon tertentu, agar bisa mengurangi tingkat rivalitasnya.


Sebab, Avicenna M Sani Putra dianggap calon yang paling berat dikalahkan jika sampai bisa lolos tiga besar.


Makanya, sebelum 'nyerimpeti', Avicenna dipotong di tiga besar, sehingga pertarungan kian datar.


Sebab, dua calon lain, yang juga lolos tiga besar itu lebih mudah dibikin 'mati angin'.


Yakni, Firmando Matondang, Kasatpol PP dan Eko Margianto, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.


Itu karena pencalonannya seperti cuma dipakai buat melengkapi persyaratan Selter, yang minimal harus diikuti empat pelamarnya.


"Iya lah, semua rekan pejabat sudah paham itu."

"Tapi, apa mungkin dua calon yang tersisa (Firmando dan Eko) akan pasrah dengan dugaan permainan ini."


jika tak ingin dituding yang tidak-tidak, misalnya bagian dari skenario dugaan permainan di Selter, saran Didik, Firmando dan Eko harus menunjukkan semangat berkompetisinya. Bukan, terlihat lemas bahkan tak berdaya, seperti orang yang pasrah.


"Meski sudah terlihat terang-benerang siapa yang akan jadi Sekda, tapi ya jangan lemas begitu."


"Mestinya, mereka menunjukkan sifat heroiknya, sebagai petarung."


"Kalau seperti ini, kan jadi nggak salah tuduhan rekan sesama eselon II, jika mereka itu cuma jadi pelengkap penderita," ungkapnya.


meski semua orang seperti sudah tahu siapa yang bakal terpilih jadi Sekda, namun Selter ini kompetisi sehingga kadang banyak yang tak terduga.


Misalnya, Mendagri tak juga menyetujui meski tiga nama itu sudah diajukan.


Makanya, Firmando dan Eko, saran dia, harus terlihat semangatnya supaya tak dituding seperti mendukung calon yang sudah unggul kian pasti menang.


"Ini kan tinggal tiga calon yang lolos tiga besar itu akan diajukan ke Mendagri."


"Maka, mereka harus pintar-pintar beradu minta restu, dengan lewat pintu lain, jangan pintu depan," tuturnya.


Menanggapi dugaan permainan di tiga besar Selter, Nurman Ramdansyah, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, membantahnya.


Menurutnya, Selter itu sudah sangat obyektif.


"Nggak ada begituan. Itu sudah dinilai dari hasil tes Selter kemarin dan tim Pansel cukup obyektif," tegas Nurman, mantan Pj Sekda dua tahun ini.bersambung_,

(Red, yy)

No comments:

Post a Comment